Panik IHSG Ambruk 3%! Investor Berebut Keluar dari Saham Prajogo

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Saham emiten milik Prajogo Pangestu berbalik arah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/10/2025). Antrean beli pun menebal di saham-saham tersebut. 

Pada akhir sesi I hari ini, saham-saham Prajogo menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah. Padahal IHSG dibuka naik 0,36% pagi tadi. 

Pada sesi II, kondisi saham Prajogo semakin parah. Chandra Daya Investasi (CDIA) turun 14,47%, Barito Pacific (BRPT) -8,08%, Chanda Asri Pacific (TPIA) -7,45%, dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) -13%.

Antrean jual di sejumlah saham Prajogo pun menebal menjelang akhir sesi II. Volume penawaran saham CDIA mencapai 1,33 juta lot, sedangkan antrean beli hanya 602.027 lot. 

Begitu pula dengan Barito Renewables Energy (BREN). Sebanyak 161.482 lot mengisi antrean jual, sedangkan antrean beli hanya 35.470 lot. Petrosea (PTRO) mencatat antrean jual 247.467 lot dan antrean beli 84.555 lot. 

Sebagai informasi, saham-saham Prajogo Pangestu menyeret IHSG hingga turun lebih dari 3% pada pukul 14.00. Koreksi IHSG kemudian terpangkas karena ada yang menadahi pembelian saham-saham Prajogo di harga bawah. 

VP Marketing Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan koreksi IHSG hari ini didorong oleh aksi profit taking. Pasalnya kenaikan IHSG pada akhir pekan lalu cenderung tidak didorong penguatan volume transaksi dan indikator RSI menunjukkan IHSG sudah di posisi overbought, sehingga terjadi technical correction.

Selain itu IHSG juga tertekan oleh pergeseran penempatan investasi. "Dengan kenaikan harga komoditas safe havens, seperti emas yang mencatatkan kenaikan signifikan dan menyentuh new ATH di atas level $4.100, menunjukkan investor cenderung mencari aset yang lebih stabil," katanya.

Sebagai informasi, saham-saham Prajogo menguat signifikan dalam satu bulan terakhir. CDIA sudah terbang 38,16%, PTRO 69,1%, BRPT 72,65%, dan CUAN 68,77%.

Sejalan, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan penurunan harga saham konglomerat mengindikasikan adanya aksi profit taking yang dilakukan para pelaku pasar untuk mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven seperti emas misalnya, karena ketidakpastian masih kuat.

"Saya ingat sebelumnya Goldman Sachs memperkirakan harga XAU/USD di 2026 akan menyentuh pada level 5.000 karena global uncertainties remain. Menyusul emas, harga perak mengalami kenaikan ke level tertinggi sepanjang masa, karena dianggap sebagai aset safe haven oleh para pelaku investor.," kata Nafan.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merosot 2% Gara-Gara Demo Memanas, Ini Kata OJK

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |