Pangeran Harry 'Terbuang' dari Kerajaan, Kini Nyawanya Terancam

14 hours ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Pangeran Harry kalah dalam pertarungan hukum dengan pemerintah Inggris terkait perlindungan polisi. Ia mengaku sangat terpukul karena kalah dalam banding atas keamanannya di Inggris setelah mengundurkan diri dari tugas-tugas kerajaan.

Putra bungsu Raja Charles tersebut sulit menerima keputusan tersebut sehingga merasa tidak aman membawa keluarganya ke Inggris. Diketahui, Ia bersama sang isteri Meghan telah pindah ke Amerika Serikat.

Mengutip Reuters, sebuah badan spesialis pada Februari 2020 memutuskan bahwa Harry tidak akan secara otomatis menerima perlindungan polisi pribadi selama berada di Inggris. Hal itu diputuskan oleh Pengadilan Tinggi London tahun lalu dan merupakan keputusan yang yang sah secara hukum.

Pada Jumat, (2/5/2025), keputusan tersebut diperkuat oleh tiga hakim Pengadilan Banding yang mengatakan bahwa, meskipun Harry merasa dirugikan, hal itu bukan merupakan kesalahan hukum.

"Jelas, saya sangat terpukul dengan keputusan itu," kata Harry, yang kini tinggal di California bersama Meghan dan kedua anak mereka, kepada BBC.

Pria bangsawan berusia 40 tahun tersebut, telah menghadiri dua hari sidang sepanjang bulan April. Kuasa hukumnya mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah dipilih untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda, tidak dapat dibenarkan, dan lebih rendah.

Harry menegaskan, Ia tidak berniat untuk mengajukan banding kembali usai kalah terhadap putusan Mahkamah Agung Inggris tersebut.

"Saya tidak ingin pertempuran berlanjut ... ini, pada intinya, adalah perselisihan keluarga," ungkapnya.

Pengacaranya, Shaheed Fatima, mengatakan bahwa nyawa Harry saat ini sedang terancam. Al Qaeda baru-baru ini menyerukan agar dia dibunuh, dan dia dan Meghan telah terlibat dalam pengejaran mobil yang berbahaya dengan paparazi di New York City pada tahun 2023 lalu.

Namun, tim hukum pemerintah mengatakan bahwa pengaturan khusus untuk sang pangeran memiliki keuntungan tersendiri dari sudut pandang penilaian keamanan.

Harry, bersama dengan bangsawan senior lainnya, telah menerima perlindungan keamanan penuh dengan pendanaan publik yang disediakan oleh negara sebelum keluar dari kehidupan resmi kerajaan pada Maret 2020.

Komite Eksekutif untuk Perlindungan Bangsawan dan Tokoh Masyarakat, yang dikenal sebagai RAVEC, kemudian memutuskan bahwa Harry tidak lagi menerima tingkat perlindungan yang sama, sebuah keputusan yang menurut Vos merupakan reaksi yang dapat dimengerti dan mungkin dapat diprediksi.

Harry telah sering menyuarakan keprihatinannya, merujuk kembali pada kematian ibunya, Putri Diana, yang terbunuh saat mobil yang dikemudikan sopirnya jatuh saat melaju kencang untuk menghindari kejaran paparazi di Paris pada tahun 1997.

Dalam sebuah referensi yang jelas tentang kematian ibunya, Harry mengatakan bahwa Ia tidak ingin sejarah terulang kembali. "Melalui proses pengungkapan ini saya menemukan bahwa beberapa orang ingin sejarah terulang kembali, dan itu cukup kelam," ucapnya.

Sebagai informasi, Minggu depan, gugatan Harry yang Ia ajukan bersama penyanyi Elton John dan yang lainnya terhadap Associated Newspapers, penerbit Daily Mail dan MailOnline, atas dugaan kegiatan yang melanggar hukum yang meluas akan kembali ke Pengadilan Tinggi.

Pada bulan Januari, Ia dibayar ganti rugi yang cukup besar oleh grup surat kabar Inggris milik Rupert Murdoch setelah mereka menyelesaikan klaim yang Ia ajukan terhadap judul-judul yang dimuat di surat kabar tersebut dan mengakui bahwa surat kabar tersebut telah mencampuri kehidupan pribadinya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Inggris, Prancis & Saudi Berunding Untuk Akui Negara Palestina

Next Article Video: Kapal Rusia Terciduk Masuk Wilayah Inggris

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |