Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump mengumpulkan hampir 130 orang terkaya dunia yang merupakan pemimpin perusahaan-perusahaan besar dalam sebuah jamuan makan malam di Gedung Putih pada Rabu (15/10) waktu setempat. Acara itu untuk memberikan penghargaan bagi mereka atas kontribusi membangun ballroom super mewah.
Ballroom tersebut mulai dibangun pada September 2025 dan direncanakan siap pakai sebelum masa jabatan Trump berakhir pada 2029 mendatang. ABC News mengatakan biaya ballroom itu diestimasikan mencapai US$250 juta (Rp4,1 triliun).
Keempat sisi ruang dansa ballroom akan terbuat dari kaca antipeluru, dengan warna, bentuk jendela, dan lisnya yang mencerminkan karakter Gedung Putih.
Trump mengindikasikan bahwa penggalangan dana dan biaya pengelolaan untuk ruang dansa fenomenal tersebut berjalan dengan baik. Bahkan, ia memprediksi akan memiliki sisa dana setelah proyek selesai.
"Menurut saya, tak ada tempat seperti Gedung Putih. Ini adalah tempat yang spesial dan harus kita rawat," kata Trump, dikutip dari ABC News, Jumat (17/10/2025).
Dalam jamuan makan malam tanda terima kasih Trump, berjejer para bos raksasa teknologi. Di antaranya para eksekutif dari Amazon, Apple, Coinbase, Comcast, Google, Meta Platforms, dan T-Mobile.
Yayasan Keluarga Adelson yang didirikan oleh megadonor Partai Republik, Miriam Adelson, juga turut hadir dalam jamuan makan malam tersebut.
Raja minyak Harold Hamm, CEO Blackstone Steve Schwarzman, kepala Administrasi Bisnis Kecil Kelly Loeffler dan suaminya, Jeff Sprecher, serta pengusaha kripto Tyler dan Cameron Winklevoss semuanya ada dalam daftar tamu. Daftar tamu tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal.
Ballroom baru ini direncanakan akan dibangun di area yang sama dengan Sayap Timur dan akan mencakup luas sekitar 9.000 meter persegi) Gedung Putih sebelumnya mengatakan ballroom ini akan berkapasitas 650 orang, tetapi Trump pada Rabu (15/10) malam mengatakan ballroom ini akan mampu menampung hingga 999 orang.
Proyek ballroom ini belum mendapatkan persetujuan dari Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional dan Komisi Seni Rupa, meskipun sekretaris staf Gedung Putih, Will Scharf, yang juga ditunjuk oleh Trump untuk memimpin komisi perencanaan, mengatakan persetujuan tidak diperlukan. Komisi ini bertugas memeriksa konstruksi gedung-gedung federal.
Trump menegaskan tak ada syarat baginya sebagai Presiden AS untuk melakukan pembangunan. Ia mengklaim bisa melakukan apa saja dengan konstruksi yang direncanakan.
Presiden telah berulang kali mengeluh bahwa acara-acara besar di Gedung Putih memerlukan pembangunan tenda di Halaman Selatan, karena Ruang Timur yang merupakan ruang terbesar saat ini di Gedung Putih, hanya dapat menampung sekitar 200 orang.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Kekayaan Elon Musk usai Peluncuran Robotaxi Tesla