Jakarta, CNBC Indonesia - Saat musim hujan tiba, populasi nyamuk biasanya melonjak karena semakin banyak genangan air yang bisa dipakai untuk bertelur. Meski ukurannya kecil, nyamuk adalah salah satu hewan paling mematikan bagi manusia. Mengutip situs resmi World Mosquito Program, setiap tahun serangga ini menginfeksi sekitar 700 juta orang dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian.
Salah satu ancaman nyata pernah dialami langsung oleh warga Jakarta (Dulu Batavia) pada abad ke-18 ketika ribuan orang tewas akibat serangan nyamuk ganas. Beredarnya nyamuk disebabkan oleh tata kota yang salah. Sejak jadi pusat kekuasaan VOC pada 1621, Batavia dibangun dengan banyak kanal seperti kota-kota Belanda. Tata kota seperti itu memang bagus, tetapi kelak jadi petaka di musim hujan dan pancaroba. Atau ketika sanitasi kota buruk.
Foto: Sastri/detikTravel
Kanal di Amsterdam
Jakarta yang beriklim tropis tentu tak cocok punya kanal seperti di Amsterdam. Atas dasar inilah, kanal-kanal itu berubah menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak. Kondisi diperparah oleh sanitasi buruk. limbah rumah tangga langsung mengalir ke kanal dan menjadi ancaman kesehatan bagi seluruh kota.
Wabah perkara nyamuk pun pecah. Mengacu Susan Blackburn dalam Jakarta: Sejarah 400 Tahun (2011), penyakit misterius ini menyerang orang Eropa tanpa pandang bulu. Mulai dari pedagang, pekerja, hingga pejabat tinggi VOC. Orang pribumi relatif lebih kebal. Tahun 1733 saja lebih dari 3.000 orang meninggal. Dalam periode 1733-1738, 14 pejabat dan dua gubernur jenderal VOC turut menjadi korban.
Saat itu belum diketahui penyebab penyakit atau cara mengobatinya. Blackburn mencatat, masyarakat Jakarta terbiasa mendengar kabar kematian sehingga tidak lagi terkejut bila ada kenalan tiba-tiba meninggal. Wabah kemudian membuat Jakarta dijuluki "kuburan orang Eropa". Aktivitas ekonomi terhenti karena pedagang enggan berlabuh di Sunda Kelapa. Banyak yang baru beberapa hari tiba di Jakarta sudah jatuh sakit dan meninggal.
Menurut Blackburn, orang Eropa kala itu percaya penyebab penyakit adalah udara busuk, sehingga mereka menutup rapat jendela dan tirai rumah. Beban akibat wabah akhirnya membuat VOC memindahkan pusat kekuasaan dan permukiman dari Kota Tua ke wilayah lebih selatan seperti Molenvliet (kini Jl. Gajah Mada), Weltevreden (Gambir), hingga Jatinegara. Kanal-kanal lama yang dianggap membawa penyakit kemudian ditimbun. Sejak itu kondisi kesehatan kota perlahan membaik.
Belakangan barulah diketahui bahwa penyakit tersebut adalah malaria yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Tata kota Jakarta yang dipenuhi kanal dan minim sanitasi menjadi pemicu utama ledakan nyamuk dan wabah mematikan tersebut.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
2

















































