Jakarta, CNBC Indonesia - Tim astronom NASA dibuat terkejut setelah mendeteksi suara misterius dari sebuah bintang raksasa merah. Fenomena langka ini terungkap lewat satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), yang berhasil menangkap getaran kosmik menyerupai "nyanyian" bintang.
Getaran tersebut bukan suara dalam arti harfiah, melainkan osilasi akibat starquake atau gempa bintang, peristiwa yang memungkinkan ilmuwan mengintip kondisi terdalam sebuah bintang.
Bintang raksasa merah tersebut berada di sistem bintang ganda Gaia BH2, sekitar 3.800 tahun cahaya dari Bumi di rasi Centaurus. Sistem ini pertama ditemukan satelit Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 2023.
Saat dianalisis, suara kosmik dari starquake memperlihatkan kejadian masa lalu yang mengejutkan, di mana bintang ini kemungkinan besar pernah bertabrakan dan bergabung dengan bintang lain.
Daniel Hey, ilmuwan dari University of Hawaii Institute for Astronomy (IfA), menyebut temuan ini sangat tidak biasa.
"Getaran ini memberi tahu kami sesuatu yang tidak kami duga tentang sejarah bintang tersebut," ujarnya, dikutip dari Space, Selasa (2/12/2025).
Selain itu, komposisi bintang tersebut menunjukkan kadar elemen berat yang tinggi, karakteristik bintang tua. Padahal, hasil pembacaan TESS memperlihatkan usianya yang relatif muda, sekitar 5 miliar tahun.
Keanehan lain muncul dari pengukuran putaran bintang. Pengamatan berbasis darat menunjukkan raksasa merah itu berotasi sekali setiap 398 hari Bumi, jauh lebih cepat dari bintang raksasa merah lain dengan usia serupa.
Kecepatan itu menguatkan dugaan bahwa bintang tersebut pernah bergabung dengan bintang lain, atau berinteraksi kuat dengan bintang masif yang kemudian mati dan menjadi lubang hitam pasangannya.
Menurut Joel Ong, NASA Hubble Fellow, percepatan rotasi ini tidak mungkin terjadi secara alami sejak bintang tersebut lahir.
Tidak hanya Gaia BH2, tim astronom juga meneliti sistem lubang hitam lain, Gaia BH3, yang lebih dekat dengan Bumi, yakni sekitar 2.000 tahun cahaya.
Bintang pendamping Gaia BH3 justru sangat miskin unsur berat. Biasanya bintang seperti ini menunjukkan osilasi jelas, namun anehnya getaran itu tidak muncul.
Dua sistem ini membuka peluang besar bagi ilmuwan untuk memahami bagaimana bintang dan lubang hitam berinteraksi tanpa proses "makan-memakan" seperti yang biasanya terjadi pada lubang hitam aktif.
NASA dan para ilmuwan akan terus mengamati Gaia BH2 untuk menangkap lebih banyak starquake. Data tambahan diharapkan bisa mengonfirmasi apakah benar bintang tersebut pernah mengalami tabrakan dahsyat di masa lalu. Penelitian lengkap tim ini telah dipublikasikan pada 13 November di The Astronomical Journal.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































