Muslim di Negara Ini Tak Puasa Ramadan dan Salat, Alasannya Tak Terduga

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Perintah Allah SWT kepada umat Islam terkait puasa di bulan Ramadan sudah jelas. Hukumnya wajib dan tertera dalam Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

Meski begitu, ada juga umat Islam yang punya langkah berbeda, seperti yang dilakukan komunitas Baye Fall di Senegal. Mereka memutuskan tak puasa Ramadan dan juga salat, tetapi tetap teguh menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. 

Baye Fall merupakan komunitas Islam yang didirikan oleh Syekh Ibrahima Fall. Dia adalah murid pertama ulama ternama Afrika Barat, yakni Amadou Bamba. Bamba sendiri menekankan ajaran Islam dengan mengikuti anjuran dasar syariah. Alhasil, ajarannya tidak terbatas pada kewajiban shalat dan puasa. 

Dari sini, ajaran tersebut menyebar salah satunya kepada Ibrahima yang mendirikan Baye Fall pada 1900-an sebagai upaya menyebarluaskan ajaran Bamba.

Alhasil, selama penyebaran ajaran, Ibrahima mengambil langkah berbeda dari ajaran Islam sebenarnya. Alih-alih salat lima waktu dan puasa Ramadan, dia meminta umatnya hanya perlu kerja keras dan melakukan pengabdian masyarakat agar bisa masuk surga.

Dalam pandangan Ibrahima, surga bukan tujuan akhir kehidupan, tetapi penghargaan bagi orang-orang yang bekerja keras. Atas dasar ini, dia meminta para pengikut untuk bekerja keras apapun profesinya, entah guru, pegawai swasta, kuli hingga petani. 

Intinya, bekerja adalah bentuk manifestasi lain dari doa yang diucapkan ketika beribadah. Mengutip BBC International, dalam penyebaran agama, Ibrahima Fall diketahui sangat berdedikasi hingga mengabaikan kebutuhan sendiri, termasuk makan dan merawat diri.

Singkat cerita, kemudahan beragama, membuat pengikut yang kemudian disebut Baye Fall mencapai jutaan orang. Total ada 17 juta pengikut Baye Fall di Senegal. Seluruh pengikutnya punya aktivitas sama yang menekankan pada kerja keras dan pengabdian.

Mereka rela bekerja lama demi masuk surga. Lalu, mereka juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan, seperti membangun desa, sekolah, hingga beragam organisasi filantropi. 

Meski tak puasa, orang-orang Muslim dari Baye Fall tetap membangun masjid dan membuka tempat ibadah untuk orang di luar komunitas. Setiap Ramadan, misalnya, komunitas Baye Fall selalu menyajikan takjil di masjid. 

Mereka juga punya bentuk ibadah lain, selain kerja keras dan pengabdian, yakni melakukan perayaan saam fall. Perayaan ini dilakukan seminggu dua kali dan mengharuskan para pengikut menari mengelilingi api unggun. 

Di sisi lain, komunitas ini menuai kecaman keras. Sejak lama banyak orang menganggap ajaran Baye Fall tidak sesuai syariat Islam. Namun, sampai sekarang komunitas tersebut masih eksis dan bisa membuka pemikiran baru bahwa agama tak melulu soal spiritual, tetapi juga mendukung aspek sosial masyarakat. 


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 25 Tahun Hangatkan si Kecil, Transpulmin Pilihan Ibu Indonesia

Next Article Pemerintah Siapkan Surat Edaran Libur Sekolah Puasa Ramadan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |