Mobil China Laku Keras di Amerika, Tesla Sudah Ditinggalkan

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil listrik (EV) asal China kian mendominasi pasar Amerika Latin. Hal ini membuat Tesla dan sejumlah produsen besar lain mulai ketar-ketir. Ledakan penjualan ini karena harga yang lebih murah yang ditawarkan, jaringan distribusi yang agresif, serta dukungan megaport Chancay di Peru yang memangkas waktu pengiriman dari Asia.

Fenomena ini terlihat dari pengalaman pengusaha energi hijau Peru, Luis Zwiebach. Pada 2019, ia sampai terbang ribuan kilometer ke California untuk mencoba Tesla Model 3 karena perusahaan milik Elon Musk tidak memiliki importir resmi di Peru.

Sementara saat ini kondisi berubah, Tesla masih tanpa showroom, sementara merek-merek China seperti BYD, Geely, Chery, dan GWM justru membanjiri pasar.

Data Asosiasi Otomotif Peru menunjukkan penjualan kendaraan hybrid dan listrik mencapai 7.256 unit selama Januari-September, naik 44% secara tahunan. Sebagian besar lonjakan ini disumbang mobil asal China yang dijual dengan harga hanya 60% dari Tesla.

China mengakselerasi ekspansinya berkat megaport Chancay yang baru dibuka tahun lalu. Pelabuhan tersebut memangkas separuh waktu pelayaran trans-Pasifik, sekaligus menjadi pintu masuk ribuan mobil ke Peru dan negara tetangga.

Dalam beberapa bulan terakhir, Cosco Shipping, operator pelabuhan, mencatat hingga 1.200 mobil masuk per pengiriman, dengan total 19.000 unit diperkirakan tiba hingga akhir tahun, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (18/11/2025).

Dampaknya terasa di seluruh Amerika Latin. Pada kuartal pertama 2024, pangsa merek China mencapai 29,6% di Chile. Di Uruguay, BYD kini menjadi penjual terbesar ketiga untuk seluruh jenis kendaraan, mengalahkan banyak merek mapan.

Pangsa pasar EV di kawasan juga melonjak, 10,6% di Chile, 9,4% di Brasil, dan 28% di Uruguay, semuanya mencetak rekor tertinggi.

Di Eropa dan China, separuh mobil baru yang terdaftar pada pertengahan 2025 sudah berupa EV (masing-masing 56% dan 51%). Di Jepang dan AS angkanya lebih rendah, sekitar 2% dan 10%.

Bahkan di Argentina, yang masih menghadapi tantangan ekonomi dan hambatan perdagangan tinggi, penjualan EV mulai meningkat dari basis rendah. BYD, produsen mobil terbesar China, meluncurkan operasionalnya di Argentina pada Oktober. Perusahaan ini sudah memimpin pasar EV di Brasil, Kolombia, Ekuador, dan Uruguay.

Salah satu kunci keberhasilan China adalah bermitra dengan importir lokal tepercaya untuk menawarkan model yang lebih terjangkau dan disesuaikan dengan selera kawasan, menurut tujuh dealer di Peru, Chile, Uruguay, dan Argentina.

Dealer di berbagai negara mengakui bahwa merek China menawarkan kualitas yang makin kompetitif, harga jauh lebih rendah, serta dukungan layanan dan pembiayaan yang agresif. Di Uruguay, misalnya, harga mobil listrik BYD mulai dari US$19.000, angka yang sulit ditandingi produsen lain.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Diantar, Mobil Baru Tesla Jalan Sendiri ke Rumah Pembeli

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |