Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyoroti populasi usia tua yang akan meningkat mulai lima tahun ke depan. Generasi muda yang saat ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi akan semakin terbatas. Sehingga, perlu jaminan dana pensiun yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kementerian Keuangan RI, Ihda Muktiyanto mengatakan, saat ini rumah tangga lansia di Indonesia masih sangat bergantung pada anggota keluarga yang masih bekerja. Saat ini, lebih dari 80% sumber pendapatan lansia berasal dari anggota keluarga yang masih aktif bekerja.
Menurutnya, fenomena yang sering disebut sebagai sandwich generation itu semakin nyata. Sebab, jumlah lansia yang mengandalkan jaminan pensiun maupun hasil investasi dari pada saat masih bekerja aktif.
"Jadi lansia berada pada posisi pengeluaran terbawah, itu karena mengalami keterbatasan untuk bisa menjaga kualitas hidup di masa usia senjanya," ujarnya dalam acara Indonesia Pension Fund Summit 2025 di Tangerang Selatan, Kamis (23/10).
Apalagi, mulai tahun 2030 diproyeksikan jumlah lansia per 100 orang usia produktif akan terus meningkat. "Artinya, beban ekonomi yang harus ditanggung oleh generasi produktif untuk menopang populasi lansia itu juga akan semakin bertambah atau semakin berat," imbuhnya.
Ia menyebut, manfaat pensiun dari program wajib maupun sukarela sangat diperlukan untuk mengurangi beban generasi sandwich yang membiayai pendidikan anaknya, menanggung kesehatan orang tuanya, sekaligus untuk dirinya sendiri membangun masa depannya.
"Jadi kehadiran sistem pensiun yang inklusif dan berkelanjutan,diharapkan ini bisa memutus rantai sandwich generation tadi," ucapnya.
"Sehingga generasi lansia yang sejahtera dan generasi muda yang lebih sehat itu mampu melangkah lebih jauh dengan perlu percaya diri untuk mencapai masa depannya," pungkasnya.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]