Media Israel Sebut Indonesia Siap Kirim Pasukan ke Gaza, Ini Syaratnya

10 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia bersama dengan Italia disebut sepakat secara prinsip untuk mengirimkan personel ke Gaza, dengan syarat tidak ada kontak langsung dengan Hamas. Informasi tersebut dilaporkan surat kabar Israel Israel Today, di tengah pembahasan internasional mengenai mekanisme keamanan pascagencatan senjata.

Menurut laporan tersebut, Amerika Serikat dijadwalkan menggelar sebuah konferensi di Doha, Qatar, dengan melibatkan negara-negara yang bersedia berkontribusi dalam pembentukan International Stabilization Force (ISF) untuk Gaza. Namun, Israel Today mencatat bahwa selain Italia dan Indonesia, sebagian besar negara lain belum siap bergabung kecuali Hamas terlebih dahulu dilucuti senjatanya.

Pembahasan mengenai pengerahan pasukan ini berlangsung meskipun lebih dari 24 negara telah terlibat dalam markas internasional yang berbasis di Kiryat Gat, Israel selatan. Markas tersebut saat ini bertugas mengawasi pelaksanaan gencatan senjata sekaligus mempersiapkan pengerahan pasukan stabilisasi yang baru.

Laporan itu, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Kamis (18/12/2025), menyebutkan bahwa kesediaan Indonesia dan Italia diberikan dengan ketentuan yang jelas, yakni pasukan mereka tidak akan melakukan kontak langsung dengan Hamas. Ketentuan ini disebut sebagai salah satu syarat utama bagi negara-negara yang mempertimbangkan keterlibatan di Gaza, mengingat kompleksitas politik dan keamanan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Turki telah menyatakan kesiapannya untuk mengerahkan pasukan. Namun, rencana tersebut menghadapi penolakan dari Israel.

Untuk saat ini, menurut laporan tersebut, pasukan Turki diperkirakan hanya akan terlibat pada tahap ketiga dari rencana yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yakni fase rekonstruksi, dan itu pun tanpa pengerahan tentara bersenjata.

Selain negara-negara tersebut, terdapat pula rencana keterlibatan pasukan Palestina yang terdiri dari beberapa ratus personel yang telah dilatih di Mesir. Pasukan ini juga masuk dalam daftar kekuatan potensial untuk ISF.

Namun demikian, Israel Today melaporkan bahwa Israel saat ini menentang masuknya pasukan Palestina tersebut karena mereka berafiliasi dengan Otoritas Palestina.

Terkait pola pengerahan awal, surat kabar itu menyebutkan bahwa informasi yang tersedia menunjukkan bahwa pada fase pertama, pasukan stabilisasi hanya akan ditempatkan di wilayah Gaza selatan yang berada di bawah kendali Israel.

Pada tahap awal, pasukan tersebut akan berbasis di satu lokasi yang sedang dibangun di Rafah, sebelum kemudian disusul dengan pembangunan beberapa pangkalan tambahan.

Seluruh pangkalan yang direncanakan tersebut, menurut laporan itu, akan berada di area-area yang tetap berada di bawah kontrol Israel. Penempatan ini mencerminkan pendekatan bertahap dan sangat terbatas dalam implementasi pasukan stabilisasi, seiring dengan masih kuatnya perbedaan pandangan di antara para pemangku kepentingan internasional mengenai masa depan keamanan di Jalur Gaza.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |