Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Malaysia menegaskan tidak akan mengikuti rekomendasi Bank Dunia (World Bank) yang mendorong penghapusan subsidi bahan bakar. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan, Anwar Ibrahim.
Anwar mengatakan Malaysia tetap mempertahankan subsidi RON 95 secara tertarget, yang justru dinilai jauh lebih efektif mengurangi pemborosan anggaran tanpa membebani masyarakat.
Adapun harga bensin RON 95 bersubsidi di Malaysia dipatok 1,99 ringgit atau sekitar Rp8.050 per liter dan bensin RON 95 nonsubsidi 2,66 ringgit atau sekitar Rp10.700 per liter.
"Usulan (Bank Dunia) adalah menaikkan harga menjadi 2,65 ringgit per liter untuk semua jenis bensin, dan kemudian memberikan subsidi untuk kategori tertentu," ujarnya, dikutip dari Bernama, Jumat (5/12/2025).
Dalam penjelasannya di parlemen, Anwar menyebut rasionalisasi subsidi RON 95 diproyeksikan menghasilkan penghematan 2,5 miliar hingga 4 miliar ringgit (setara Rp8,7 triliun hingga Rp14 triliun) per tahun. Ia menegaskan bahwa model subsidi menyeluruh memang tidak berkelanjutan, namun subsidi tidak akan dihapus total sebagaimana disarankan Bank Dunia.
"Pendekatan subsidi tertarget memungkinkan pemerintah mengatasi kebocoran tanpa memicu lonjakan inflasi yang tajam," ujar Anwar.
Ia menambahkan bahwa sekitar 20% pengguna RON 95 saat ini tidak memenuhi syarat dan akan keluar dari skema subsidi sehingga efisiensi anggaran dapat tercapai. Proyeksi penghematan ini juga memperhitungkan skenario harga minyak global di kisaran US$60-US$80 per barel.
Anwar kembali menolak anggapan bahwa Malaysia harus mengikuti pola liberalisasi penuh yang mendorong harga pasar sepenuhnya.
"Rasionalisasi subsidi bukan langkah yang akan meningkatkan utang negara. Sebaliknya, ini bagian dari strategi jangka panjang menstabilkan fiskal dan memperkuat kepercayaan investor," katanya.
Dana hasil efisiensi akan diarahkan ke pendidikan, kesehatan, dukungan biaya hidup, dan transportasi umum. Pemerintah juga memastikan inflasi tetap terkendali di bawah 2% pada 2025-2026 melalui skema subsidi terarah tersebut.
Wakil Menteri Keuangan, Lim Hui Ying, sebelumnya menegaskan program subsidi BUDI95 sudah berjalan baik dan menghasilkan ruang fiskal tambahan. Hingga akhir November 2025, tercatat 13,9 juta warga menerima manfaat dengan konsumsi 2,59 miliar liter RON 95.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1
















































