Lokasi Gudang Kiamat, Matahari Tak Terbit-Gelap Gulita 4 Bulan Penuh

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bayangkan hidup di tempat di mana matahari tidak muncul sama sekali selama empat bulan. Itulah yang terjadi pada sekitar 2.400 penduduk Longyearbyen, kota paling utara di dunia yang terletak di kepulauan Svalbard, Norwegia, sekitar 1.300 kilometer dari Kutub Utara.

Fenomena ini terjadi karena kemiringan sumbu Bumi, yang membuat wilayah di sekitar Kutub Utara mengalami perubahan ekstrem antara siang dan malam sepanjang tahun.

Saat musim dingin tiba, Longyearbyen diselimuti kegelapan total selama sekitar empat bulan, dikenal sebagai "polar night". Sebaliknya, selama musim panas, matahari tidak pernah terbenam selama empat bulan penuh atau dikenal sebagai "midnight sun".

Meski terisolasi di wilayah Arktik yang ekstrem, Longyearbyen memiliki fasilitas modern seperti sekolah, restoran, hingga toko-toko kecil. Namun, kehidupan di sana jauh dari kata biasa.

Penduduk sana disarankan membawa senjata api saat bepergian keluar kota untuk berjaga-jaga dari serangan beruang kutub, hewan liar yang banyak berkeliaran di Svalbard, demikian dikutip dari Business Insider, Selasa (14/10/2025).

Kota ini awalnya didirikan pada awal abad ke-20 sebagai kota tambang batubara. Namun, seluruh operasi tambang telah dihentikan, dengan tambang terakhir milik pemerintah Norwegia, Mine 7, resmi ditutup pada Juni 2025. Kini, Longyearbyen menjadi pusat riset ilmiah dan pariwisata petualangan, menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahunnya.

Salah satu daya tarik utama wilayah ini adalah Svalbard Global Seed Vault atau "gudang benih kiamat", fasilitas penyimpanan lebih dari sejuta benih tanaman dari seluruh dunia. Gudang ini dibangun 120 meter di dalam gunung dan dirancang mampu bertahan dari bencana alam maupun buatan manusia selama ratusan tahun.

Namun, kehidupan di Longyearbyen juga menghadapi tantangan. Selain suhu ekstrem dan kegelapan panjang, kota ini rawan longsoran salju serta tidak mengizinkan pemakaman karena tanah beku abadi membuat jenazah tidak bisa membusuk. Warga yang akan melahirkan atau sakit parah pun harus kembali ke daratan Norwegia.

Meski demikian, kota di ujung dunia ini memiliki komunitas internasional yang beragam. Dari sekitar 2.500 penduduk, hampir 50 kebangsaan hidup berdampingan, termasuk warga Norwegia, Filipina, dan Thailand. Bahkan, Longyearbyen memiliki restoran dan supermarket Thailand serta festival tahunan untuk merayakan budaya Asia Tenggara.

Longyearbyen menawarkan pemandangan langka yakni aurora borealis atau cahaya utara yang menari di langit.

Selain itu, kota ini juga menjadi salah satu tempat terbaik di dunia untuk menyaksikan fenomena astronomi, seperti super blue blood moon yang terjadi pada 2018.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |