Lawan Trump, China Bakal Lemahkan Yuan! Nasib Rupiah Gimana?

2 weeks ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar AS masih terus tertekan hingga saat ini. Bahkan, hari ini betah pergerakannya di kisaran atas Rp 16.300/US$ saat indeks dolar AS (DXY mengalami pelemahan.

Ekonom Senior Raden Pardede mengatakan, meski terus mengalami pelemahan, kurs rupiah kini pergerakannya lebih stabil dibanding negara lain. Kondisi ini yang ia tegaskan mampu menjaga stabilitas ekonomi tanah air beberapa tahun terakhir.

"Sebetulnya kalau kita jujur melihatnya rupiah tidak terlampau masalah kalaupun melemah," ucap Raden dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Mengutip catatan Bank Indonesia meski rupiah sejak akhir tahun lalu hingga pertengahan bulan ini memang melemah 1,06% (ytd), namun pergerakannya relatif stabil bila dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia, dan bahkan terhadap kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS tetap berada dalam tren menguat.

"Ini yang mungkin kurang dilihat dari sejak 2022 sampai sekarang reminmbi, yuan, lebih melemah dari Indonesia, yen jauh lebih melemah," tegas Raden.

Ekonom Senior, Raden Pardede menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Ekonom Senior, Raden Pardede menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Raden pun menekankan, di banyak negara dengan kapasitas ekonomi yang besar, seperti China, depresiasi kurs terhadap dolar bukan melulu menjadi masalah bagi ekonominya, karena memang dirancang seperti itu.

Kebijakan pelemahan kurs bahkan dimanfaatkan untuk membuat barang-barang ekspor semakin murah di China, hingga barang-barang dagangannya itu memiliki daya saing yang tinggi di tingkat global.

"Jadi China menurut saya akan melemahkan yuan nya, karena saat tarif yang dikenakan Amerika kalau di compensate dengan itu maka tidak ada artinya tarif itu," tutur Raden.

"Maka jangan dilihat sementara-sementara pergerakan kurs antara kita dengan US, kita perlu melihat terhadap beberapa mata uang seperti Brazil, China, jangan melihat one on one Indonesia dengan US," tegasnya.

Sebagai informasi, dilansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Rabu (26/2/2025), rupiah dibuka di Rp16.330 per dolar AS, tidak banyak berubah (meski menguat tipis 0.06%) dari posisi penutupan Selasa (25/2/2025).

Sehari sebelumnya, rupiah melemah 0,43% ke Rp16.340 per dolar AS setelah sempat menyentuh level tertinggi Rp16.355 dan level terendah Rp16.270 per dolar AS.

Sementara itu, Indeks dolar AS (DXY) pada perdagangan Selasa (25/2/2025) turun 0,27% ke level 106,35 akibat data ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi serta penurunan tajam imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 11 basis poin.

Bagaimana nasib rupiah ke depan?

Raden menjelaskan, bagi pelaku usaha sebenarnya rupiah pada level tertentu itu tidak begitu penting. Hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan.

"Menurut saya paling utama jaga keseimbangan dengan exchange rate yang kompetitif," terangnya.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kontribusi Industri Manufaktur ke PDB Capai 18,98 % Pada 2024

Next Article Video: PR Berat 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |