2 weeks ago
11
Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan tengah dilanda masalah krisis populasi. Semakin banyak generasi muda yang enggan menikah dan punya anak, menyebabkan angka kelahiran yang sangat rendah hingga menyentuh rekor tertinggi. Akibat hal ini, sejumlah sekolah di Korea Selatan terpaksa harus ditutup karena tak ada murid yang mendaftar.
Laporan Korea Times yang mengutip data Kementerian Pendidikan Korea Selatan, ada sekitar 49 sekolah yang akan ditutup tahun ini, termasuk sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah menengah atas di 17 kota dan provinsi Korea Selatan.
Selain itu, sebanyak 88 persen sekolah yang dijadwalkan ditutup pada akhir tahun ini berada di daerah pedesaan. Penurunan populasi ini disebabkan karena rendahnya angka kelahiran di negara ginseng itu.
Angka di atas jauh lebih tinggi daripada jumlah sekolah yang ditutup setiap tahun di setiap kota dan provinsi selama lima tahun terakhir. Jumlah sekolah yang ditutup pada 2020 mencapai 33, kemudian turun menjadi 24 pada tahun 2021, 25 pada tahun 2022 dan 22 pada tahun 2023, sebelum kembali lagi menjadi 33 tahun lalu.
Berdasarkan wilayah, tidak ada sekolah yang ditutup berada di Seoul. Provinsi Jeolla Selatan menduduki puncak wilayah dengan 10 sekolah yang direncanakan ditutup, diikuti oleh Provinsi Chungcheong Selatan dengan sembilan sekolah.
Berdasarkan tingkat sekolah, 38 dari 49 sekolah yang dijadwalkan untuk ditutup adalah sekolah dasar, yang merupakan mayoritas sekolah, sementara delapan adalah sekolah menengah pertama dan tiga adalah sekolah menengah atas.
Sementara itu, ada 112 sekolah dasar di seluruh negeri tidak menerima siswa baru tahun lalu.
Menurut data kementerian, hingga April lalu, Provinsi Jeolla Utara menduduki peringkat teratas di antara daerah-daerah dengan 34 sekolah dasar yang tidak menerima siswa baru.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penyebab Tiket Konser Musik RI Lebih Mahal dari Singapura Cs
Next Article Tak Seindah di Drama, Banyak Remaja Korea Ingin Bunuh Diri
