Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta, Jawab Krisis Nilai dalam Dunia Pendidikan

1 month ago 16
Pendidikan

Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta, Jawab Krisis Nilai dalam Dunia Pendidikan Menteri Agama Nasaruddin Umar saat meluncurkan secara resmi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Makassar, Kamis (24/7).

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MAKASSAR (Waspada): Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai inisiatif baru dalam pendidikan Islam yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan cinta lingkungan. Peluncuran berlangsung di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Kamis (24/7/2025) malam.

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengatakan, kurikulum ini dirancang sebagai jawaban atas kegelisahan terhadap sistem pendidikan yang terlalu berfokus pada aspek kognitif dan mengabaikan pembentukan karakter.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Kita tidak ingin lagi mengajarkan agama tetapi tanpa sadar menumbuhkan benih kebencian. Kurikulum ini menjadikan cinta sebagai fondasi pembelajaran,” kata Nasaruddin dalam sambutannya.

Ia menyebut KBC sebagai bentuk transformasi nilai, bukan hanya perubahan teknis pengajaran.

“Pendidikan harus kembali menumbuhkan spiritualitas, terutama dalam menghadapi tantangan zaman seperti krisis moral, kerusakan lingkungan, dan meningkatnya intoleransi,” ujarnya.

Dikatakan Nasaruddin, KBC dibangun atas lima nilai utama yang disebut Panca Cinta. Kelima nilai itu adalah cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa;
cinta kepada diri dan sesama; cinta kepada ilmu pengetahuan; cinta kepada lingkungan dan
cinta kepada bangsa dan negeri.

Kelima pilar tersebut diintegrasikan dalam lintas mata pelajaran dan jenjang pendidikan untuk memperkuat pembentukan karakter peserta didik secara menyeluruh.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Amien Suyitno, menjelaskan bahwa KBC telah dikembangkan sejak akhir 2024 melalui Direktorat KSKK Madrasah. Kurikulum ini telah melalui uji coba di 12 madrasah dan lima uji publik, melibatkan sejumlah tokoh nasional seperti Prof. Yudi Latif, Alissa Wahid, Haidar Bagir, dan Prof. Fasli Jalal.

“Kita butuh pendidikan yang menyentuh akar persoalan kemanusiaan, bukan hanya memenuhi hafalan dan angka-angka,” ujar Amien.

Ia menekankan urgensi KBC dalam menghadapi isu-isu aktual seperti perundungan di sekolah, konflik sosial, serta degradasi lingkungan.

Dikatakan Amien, Kemenag akan mengimplementasikan KBC secara bertahap melalui pelatihan daring berbasis MOOC PINTAR, pelatihan calon pelatih, dan pemantauan melalui program MAGIS. Program ini juga akan melibatkan sinergi antar unit seperti GTK, PAI, dan Pusbangkom, serta kerja sama dengan mitra eksternal seperti program INOVASI.

Dalam peluncuran tersebut, Kemenag juga menyerahkan panduan KBC kepada para guru sebagai bahan rujukan untuk mengintegrasikan nilai cinta ke dalam pembelajaran sehari-hari.
Amien menambahkan bahwa KBC ditujukan untuk memperkuat keterlibatan tiga pusat pendidikan yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat.

“Kurikulum ini tidak hanya untuk madrasah, tetapi untuk seluruh ekosistem pendidikan bangsa,” tegasnya.

Peluncuran KBC menjadi bagian dari langkah strategis Kemenag dalam menyiapkan generasi Indonesia menyambut 100 tahun kemerdekaan pada 2045. Kurikulum ini diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, spiritualitas yang dalam, serta kepedulian terhadap lingkungan.

“Melalui KBC, kita ingin pendidikan menghasilkan manusia utuh, yang berpikir, merasa, dan bertindak dengan cinta,” tutup Amien.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |