Jakarta, CNBC Indonesia-Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapatkan sentimen negatif dari publik. Meksipun berhasil melakukan penghematan sebesar Rp 300 triliun.
Wakil Ketua Badan Anggaran Wihadi Wijanto mengakui ada kesalahan pandang oleh publik karena tidak dilihat secara menyeluruh. Efisiensi yang terjadi hanya pada belanja barang dan jasa dan belanja modal, bukan belanja pegawai.
"Tapi kalau lihat postur anggaran yg ditakutkan tidak ada," terang Wihadi dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025, Rabu (26/2/2025)
Foto: Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Fraksi Gerindra Wihadi Wiyanto dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Fraksi Gerindra Wihadi Wiyanto dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Belanja pegawai, kata Wihadi tetap utuh, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran pengurangan gaji. Termasuk terhadap tenaga non aparatur sipil negara (ASN) atau honorer.
"Yang berkurang belanja jasa dan barang identik seperti perjalanan dinas, seminar, kemudian forum. Kenapa hal ini jadi efisiensi. Karena pemerintah melihat barang dan jasa, perjalanan dinas yang dulu 5 kali bisa 3 kali. Seminar bisa 10 kali bisa cuma 3 kali. Jadi sama sekali tidak ada tapi ada," papar Wihadi.
Kader Partai Gerindra tersebut mengajak masyarakat tidak perlu gelisah. Terutama bagi pelaku usaha perhotelan, transportasi maupun makanan minuman yang dianggap terdampak dari efisiensi.
"Saat ini pelaku industri yang bergejolak adalah hotel. Hotel ada market sedikit bubble. Karena demand hotel untuk belanja pemerintah tidak sebesar itu. Ini pengalihan industri hotel ke market itu," ujarnya. Banggar akan mendukung kebijakan pemerintah, juga bersosialisasi kepada masyarakat.
Efisiensi anggaran ini bisa menjadi daya dukung bagi perekonomian Indonesia, mengacu pada dua aspek, yaitu realokasi anggaran ke sektor produktif dan timingnya dilakukan secara cepat.
"Kalau dipotong, digunakan dengan cepat, dan untuk meningkatkan produktivitas, dampaknya akan lebih baik," kata Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025)
Menurut Raden, tempat alokasi anggaran dari yang selama ini terkucur ke program-program yang tidak produktif menjadi terarah ke program produktif sangat signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sebab, alokasi yang semula banyak habis untuk perjalanan dinas bisa teralihkan untuk program-program yang menggerakan ekonomi, seperti program makan bergizi gratis (MBG) hingga penyediaan perumahan.
"Jadi yang perlu kita lihat bagaimana kita menggunakan anggaran yang ada itu kemudian direlokasi ke mana dan immediate," tutur Raden.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prabowo Pamer: 100 Hari Kerja Bisa Hemat Anggaran Rp300 Triliun
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs