Jakarta Diteror Gempa, Punya Patahan Sesar Lokasinya di Sini

6 hours ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Daerah Khusus Jakarta ternyata belum aman dari ancaman gempa bumi. Associate Professor di Global Geophysics RG, Program Studi Teknik Metalurgi ITB Endra Gunawan, memaparkan hasil riset terbarunya mengenai seismogenic potential Sesar Jakarta menggunakan metode GNSS slip-rate analysis.

Ia menunjukkan bahwa deformasi kerak di wilayah Jakarta dapat terukur secara periodik, sekaligus membuka peluang pemodelan bahaya gempa di wilayah perkotaan padat penduduk. Riset ini sekaligus memperkuat pesan bahwa pemantauan berbasis deformasi merupakan fondasi mitigasi modern.

"Analisis kami berdasarkan pendekatan GPS, dan kami menemukan bahwa patahan di bagian selatan Jakarta ini menghasilkan laju pergeseran sekitar tiga milimeter per tahun dengan kedalaman penguncian tujuh dan sudut kemiringan 63 ke selatan," ungkap Endra dalam keterangan tertulisnya dari website BRIN, dikutip Minggu (14/12/2025).

Sebelumnya, dalam arsip Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah melakukan penelitian mengenai sesar aktif utama di pulau Jawa, yaitu Sesar Baribis-Kendeng. Letaknya memanjang dari barat hingga timur dan ada di bagian belakang (utara) busur vulkanik Jawa.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo mengatakan, Sesar Baribis-Kendeng merupakan sebuah sistem sesar yang kompleks dan besar, yang disebut Java Back-arc Thrust.

"Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi melalui daerah selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan di daerah Bogor," jelas Sonny.

Jakarta Kota menjadi salah satu Penduduk terpadat Dunia yang dipantau pada Jumat (28/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Jakarta Kota menjadi salah satu Penduduk terpadat Dunia yang dipantau pada Jumat (28/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta Kota menjadi salah satu Penduduk terpadat Dunia yang dipantau pada Jumat (28/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sejak 2019, Sonny pernah meneliti di Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor. Sonny mengungkapkan, tujuan penelitiannya adalah mengetahui lokasi jalur sesar aktif-pernah bergerak setidaknya sejak 11 ribu tahun lalu-yang melalui kota-kota padat penduduk, agar kewaspadaan akan bahaya gempa dapat ditingkatkan.

"Selain itu, ketika kita mengetahui ada indikasi aktif dari data geodesi dan seismisitas, perlu dikonfirmasi secara geologi apakah benar aktif atau tidak," ungkapnya.

Sonny pun menuturkan pada artikel berjudul "Active Back-arc Thrust in North West Java, Indonesia yang terbit di jurnal Tectonics tahun 2022, Java Back-arc Thrust aktif di segmen Tampomas, sejak sekitar 50 ribu tahun lalu sampai saat ini.

"Jejak morfologi (dari data Digital Elevation Model/DEM, sebagai indikasi awal sesar aktif) Java Back-arc Thrust ini menerus ke arah barat melewati Subang hingga ke selatan Jakarta dan Bogor," tutur Sonny.

Sedangkan dalam catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta sebagai kota metropolitan dengan segala hiruk pikuknya dianggap sebagai kota yang relatif aman. Namun demikian, menilik catatan sejarah, Jakarta pernah mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada tahun 1699, 1780, 1834, dan 1903.

Rentetan peristiwa gempa besar ini diduga kuat dipicu aktivitas subduksi lempeng mengingat dampak kerusakan yang ditimbulkan dalam spektrum cukup luas. Catatan ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak bahwa Jakarta juga memiliki potensi bahaya gempa, sehingga diperlukan kesiapsiagaan dan menjadi budaya bersama.

Secara keseluruhan, Letak Indonesia pada pertemuan empat lempeng tektonik dunia (Indo-Australia, Eurasia, Filipina, dan Pasifik) menyebabkannya memiliki 13 segmen subduksi dan lebih dari 295 sesar aktif. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia di mana data BMKG mencatat rata-rata terjadi 30 ribu kali gempabumi setiap tahunnya. Catatan ini tentu bukan hanya angka namun menjadi penanda bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi menjadi garda terdepan yang harus terus digencarkan oleh seluruh pihak.

(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |