Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saat lalu, Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan komandan militer milik Iran.
Fasilitas nuklir Iran di Natanz rusak dalam serangan Israel. Selain Nantanz, fasilitas nuklir lainnya milik Isfahan dan Arak juga tak luput dari serangan tersebut dan mengalami kerusakan.
Bahkan, Amerika Serikat (AS) yang juga melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Iran, mengklaim fasilitas Fordo sudah lenyap. Namun, citra satelit menunjukkan fakta berbeda. Fasilitas tersebut masih berdiri tegak, meski terjadi kerusakan di berbagai sisi.
Pemboman ketiga fasilitas nuklir tersebut selalu diumbar ke mana-mana oleh Israel dan AS. Padahal, Iran masih punya situs nuklir Bushehr yang jarang mereka sebut.
Lantas, kenapa Israel dan AS tidak membicarakan Bushehr?
Pada 19 Juni lalu, seorang pejabat militer Israel mengatakan ada sebuah kesalahan yang diungkap Juru Bicara IDF Brigjen Effie Defrin. Ia menyatakan bahwa Israel telah menyerang situs nuklir Bushehr di Iran.
Namun, pejabat tersebut mengonfirmasi Israel hanya menyerang situs nuklir Natanz, Isfahan dan Arak di Iran.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai Bushehr, pejabat tersebut mengatakan bahwa ia tidak dapat mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa Israel telah menyerang lokasi tersebut, di mana Iran memiliki sebuah reaktor di sana, demikian dikutip dari Times of Israel, Kamis (3/7/2025).
Jawaban kenapa Israel dan AS tidak berani menyerang Bushehr adalah keterlibatan Rusia di situs tersebut.
Fasilitas Bushehr berkapasitas 1.000 MW diselesaikan oleh Rusia pada Mei 2011. Pembangkit listrik tersebut telah menjadi pusat program energi nuklir sipil negara tersebut, dan telah lama dioperasikan dengan kerja sama dari Rosatom, badan nuklir milik negara Rusia.
Pada awal Juni lalu, Rusia dilaporkan memenangkan kontrak untuk membangun delapan pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran.
Mengutip Oil Price, Juru Bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Ebrahim Rezaei, mengumumkan pada hari Senin (9/6) bahwa sedikitnya empat unit baru akan dibangun di Bushehr, lokasi satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran yang saat ini beroperasi.
"Kami memiliki kontrak dengan Rusia untuk membangun delapan pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran, empat di antaranya akan berada di Bushehr," kata Rezaei.
Adanya Rusia di belakang situs nuklir Bushehr, Iran terpantau tidak muncul dalam berita-berita di Israel.
Sementara itu, mantan pejabat intelijen AL di IDF, Dr Eyal Pinko, mengatakan alasan Bushehr tidak diserang adalah karena itu PLTN, bukan situs pengayaan uranium.
Selain itu, Bushehr, kata Pinko, terletak hampir 20 kilometer dari garis pantai Uni Emirat Arab, yang memperkuat kekhawatiran regional atas kecelakaan nuklir, demikian diberitakan The Jerusalem Post.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Israel-Iran Menggila, Serangan Siber Makin Ganas Naik 700%