Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pembangunan moda transportasi pengumpan (feeder) untuk LRT Jabodebek menuju kawasan Cileungsi kembali bergerak. Proyek yang digadang-gadang akan berbentuk kereta gantung atau Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) ini tengah dikaji oleh pihak investor.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian, Arif Anwar, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu hasil kajian kelayakan atau feasibility study (FS) yang tengah disusun oleh investor.
"Kami diundang kick off meeting terkait penyusunan feasibility studi LRT feeder Jabodetabek Harjamukti, kita udah pernah menyelenggarakan investor gathering, salah satu proyek yang kita tawarkan mengenai feeder LRT Jabodetabek. Itu salah satu investor yang tertarik yang dari PT Unitsky, posisi saat ini mereka lagi mengerjakan studi FS, dan ini dilepas ke investor, kira-kira seperti apa," ujar Arif menjawab pertanyaan CNBC Indonesia dalam konferensi pers di Kemenhub, Kamis (29/10/2025).
Hasil studi tersebut nantinya akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk menentukan langkah lanjutan.
"Kalau selesai FSnya akan disampaikan ke kami dan kami evaluasi, apa itu akan dilakukan berupa investasi murni atau investasi itu perusahaan tadi siap melakukan pembangunan kami siap. Hasilnya kami belum tau karena baru disusun oleh PT Unitsky jadi kita tunggu aja," sebut Arif.
Sebelumnya, proyek feeder LRT Jabodebek ini sempat menarik perhatian sejumlah investor, terutama karena potensinya menghubungkan kawasan padat penduduk seperti Harjamukti hingga Cileungsi dengan jaringan LRT utama. Salah satu konsep yang muncul adalah penggunaan sistem kereta gantung atau cable car untuk menjangkau wilayah yang sulit dilalui jalur rel konvensional.
Jika hasil studi kelayakan menunjukkan prospek positif, proyek ini berpeluang menjadi salah satu moda transportasi alternatif yang terintegrasi dengan LRT Jabodebek. Pemerintah berharap, kehadiran feeder ini dapat mengurangi beban lalu lintas di jalur menuju pusat kota dan mempermudah mobilitas masyarakat di kawasan penyangga ibu kota.
Foto: Kereta gantung. (Instagram/unitsky_nusantara)
Kereta gantung. (Instagram/unitsky_nusantara)
Adapun pada Kamis, 9 Oktober 2025, bertempat di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, diselenggarakan kegiatan Kick Off Meeting dan Penandatanganan Surat Komitmen untuk pelaksanaan Feasibility Study (FS) Proyek Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) Unitsky sebagai Feeder bagi LRT Harjamukti.
"Acara ini menjadi momentum penting dalam memulai penyusunan kajian kelayakan yang akan menjadi dasar pengembangan sistem transportasi terintegrasi berbasis teknologi Unitsky String Transport (UST)," tulis Unitsky dalam Instagram resminya.
Kegiatan ini diinisiasi oleh PT Minsky Cakrawala Nusa (MCN) sebagai pemrakarsa proyek bersama Malcon Group selaku mitra PMC, serta Unitsky Nusantara Technologies sebagai penyedia teknologi. Dalam sesi paparan, disampaikan gambaran menyeluruh mengenai konsep, rencana trase sepanjang ±11,5 km, proyeksi permintaan penumpang, analisis teknis serta skema investasi yang diarahkan pada 100% pembiayaan swasta.
Kajian ini diarahkan untuk menghadirkan moda transportasi feeder yang cepat, efisien, dan ramah lingkungan, menghubungkan kawasan Mekarsari, Cileungsi dengan simpul utama di Stasiun LRT Harjamukti. Paparan juga menyoroti manfaat strategis proyek dalam mengurangi kemacetan, memperluas akses layanan LRT Jabodebek dan manfaat lainnya.
Nusantara Technologies sebagai penyedia teknologi. Dalam sesi paparan, disampaikan gambaran menyeluruh mengenai konsep, rencana trase sepanjang ±11,5 km, proyeksi permintaan penumpang, analisis teknis serta skema investasi yang diarahkan pada 100% pembiayaan swasta.
Kajian ini diarahkan untuk menghadirkan moda transportasi feeder yang cepat, efisien, dan ramah lingkungan, menghubungkan kawasan Mekarsari, Cileungsi dengan simpul utama di Stasiun LRT Harjamukti. Paparan juga menyoroti manfaat strategis proyek dalam mengurangi kemacetan, memperluas akses layanan LRT Jabodebek dan manfaat lainnya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, ketiga pihak menandatangani dan menyerahkan Surat Komitmen Bersama kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian yang berisi kesepakatan untuk melaksanakan FS dalam jangka waktu enam bulan sebagai wujud keseriusan seluruh pihak dalam mengawal penyelenggaraan FS menuju implementasi proyek secara efektif.
"Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka dimulailah tahap resmi penyusunan Feasibility Study Kereta Feeder LRT Harjamukti yang diharapkan menjadi tonggak penting bagi pengembangan sistem transportasi massal modern, inovatif, dan berkelanjutan di wilayah Jabodetabek," tulis Unitsky.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Wamenhub Buka-bukaan Soal Proyek Skytrain Tembus Tangsel dan Bogor