Foto Internasional
Reuters, AFP, CNBC Indonesia
02 July 2025 19:00

Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese telah mengeluarkan laporan yang menyebutkan beberapa perusahaan terkait dengan genosida Israel di Gaza. Bukan cuma raksasa Amerika Serikat (AS), tapi juga perusahaan negara lain, seperti asal Italia, Jepang, China, Korea Selatan (Korsel) hingga Prancis, Inggris dan Meksiko. Laporan terbaru Albanese itu dijadwalkan akan dipresentasikan pada konferensi pers di Jenewa, Swiss, Kamis. Ini akan menjadi laporan awal dari ribuan entitas yang tengah diinvestigasi. (Photo by Ida Marie Odgaard / Ritzau Scanpix / AFP)

Di sektor militer, laporan berjudul "FROM ECONOMY OF OCCUPATION TO ECONOMY OF GENOCIDE" itu memuat beberapa perusahaan. Mulai dari Lockheed Martin, yang disebut mendapat keuntungan lewat pengadaan jet tempur F-35 oleh Israel, termasuk Leonardo S.p.A, perusahaan Italia, dan FANUC, perusahaan asal Jepang. Gambar ini merupakan jet F-35 milik Lockheed Martin. (Foto: REUTERS/Axel Schmidt -/File Photo)

Dalam laporan itu, Microsoft disebut telah aktif di Israel sejak tahun 1991, mengembangkan pusat terbesarnya di luar AS. Teknologinya tertanam dalam layanan penjara, polisi, universitas, dan sekolah. Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com juga ada di laporan itu. Pada tahun 2021, Israel memberikan Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com Inc. kontrak senilai US$1,2 miliar. Sebagian besar didanai melalui pengeluaran Kementerian Pertahanan.
Ini untuk menyediakan infrastruktur teknologi inti. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan pemrosesan data, pengambilan keputusan, dan pengawasan atau analisis. (REUTERS/Gonzalo Fuentes//File Photo)

Perusahaan teknologi AS, IBM juga disebut. Dikatakan bagaimana IBM bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen. Dalam laporan itu, secara detil dijelaskan bahwa mereka juga memiliki andil mengelola basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan Israel (PIBA) yang menyimpan data biometrik warga Palestina. (AFP/PEDRO PARDO)

Laporan tersebut juga mencantumkan beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi sipil yang berfungsi sebagai "alat serba guna" untuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Perusahaan-perusahaan tersebut meliputi Caterpillar, Rada Electronic Industries milik Leonardo, HD Hyundai dari Korea Selatan (Korsel), dan Volvo Group dari Swedia, yang menyediakan mesin berat untuk penghancuran rumah dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat. (Getty Images via AFP/BRANDON BELL)

Platform persewaan Booking dan Airbnb juga membantu permukiman ilegal. Di mana keduanya mencantumkan properti dan kamar hotel di wilayah pendudukan Israel. (AFP/DINGENA MOL)

Di sektor pertanian, Bright Dairy & Food dari China yang merupakan pemilik mayoritas Tnuva- konglomerat makanan terbesar di Israel- mendapatkan keuntungan dari tanah yang disita dari warga Palestina di pos-pos ilegal Israel. Netafim, sebuah perusahaan yang menyediakan teknologi irigasi tetes yang 80% sahamnya dimiliki oleh Orbia Advance Corporation asal Meksiko, menyediakan infrastruktur untuk mengeksploitasi sumber daya air di Tepi Barat yang diduduki. (AFP/PHILIPPE LOPEZ)

Menurut laporan tersebut, obligasi pemerintah juga memainkan peran penting dalam mendanai pendudukan Israel di Palestina dan perang yang sedang berlangsung di Gaza. Beberapa bank terbesar di dunia, termasuk BNP Paribas dari Prancis dan Barclays dari Inggris, tercatat telah turun tangan untuk memungkinkan Israel menahan premi suku bunga meskipun terjadi penurunan peringkat kredit. (AFP/LEON NEAL)

Laporan tersebut juga mengidentifikasi perusahaan investasi multinasional AS sebagai investor utamanya. Mereka adalah BlackRock dan Vanguard, di balik beberapa perusahaan yang terdaftar. BlackRock, merupakan manajer aset terbesar di dunia. Perusahaan itu merupakan investor institusional terbesar kedua di Palantir (8,6%), Microsoft (7,8%), Amazon (6,6%), Alphabet (6,6%), dan IBM (8,6%), dan ketiga terbesar di Lockheed Martin (7,2%) dan Caterpillar (7,5%). (Gallery Caterpillar Inc/CAT)