Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai pengelola BUMN di Indonesia memberikan penjelasan secara rinci terkait rencana PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang ingin melepas aset-aset pesawatnya.
Sebagaimana diketahui, dalam salah satu mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar ada 12 November 2025, disebutkan perseroan meminta persetujuan para pemegang saham untuk melakukan pengalihan kekayaan bersih lebih dari 50%.
Pengalihan kekayaan bersih ini mencakup pemindahtanganan dan penghapusbukuan aset pesawat, aset unused pesawat, hingga Low Value Asset (LVA) dan Unit Load Device (ULD).
COO Danantara yang juga merupakan Kepala BP BUMN Dony Oskaria menjelaskan, mata acara RUPSLB itu bukan berarti perseroan akan menjual aset-aset pesawatnya, melainkan sebatas mengembalikan sejumlah pesawat yang sudah habis masa sewanya kepada lessor.
"Itu bukan dijual, tetapi kalau sudah jatuh tempo tentu ada yang dikembalikan. Jumlahnya seberapa ditanyakan kepada Garuda," kata Dony di kawasan Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Pada kesempatan itu, Dony juga menjelaskan, mata acara lain terkait pengambilan persetujuan atas peningkatan modal melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Melalui mekanisme itu, Dony memastikan tahun depan Garuda sudah mencatatkan untung alias laba di laporan keuangannya.
"Jadi kita harapkan kalau berdasarkan forecastingnya tahun depan itu Garuda sudah akan untung," papar Dony.
GIAA mendapat angin segara usai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPIDanantara) menyuntikkan dana senilai Rp30 triliun, melalui anak usaha Danantara, yaitu PT. Danantara Asset Manajement (Persero).
Sepanjang tahun ini, saham GIAA telah mencatatkan kenaikan 96,36% hingga perdagangan Senin (20/10/2025) di level Rp108 per lembar saham.
Diketahui melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Danantara akan membantu proses restrukturisasi Garuda melaui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Disebutkan bahwa yang akan dilakukan oleh Danantara antara lain, setoran modal dalam bentuk uang tunai dan konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru.
Danantara Asset Management akan melakukan penyetoran modal secara tunai kepada Perseroan senilai sebesar US$ 1.441.320.636, yang akan dilakukan melalui pengambilan bagian atas saham yang diterbitkan dalam PMTHMETD.
Sementara itu, utang senilai US$ 405 juta juga akan dikonversi menjadi saham dalam private placement ini. Adapun utang yang dimaksud tertuang dalam Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan sebagai debitur, DAM sebagai kreditur, dan Citilink sebagai obligor tanggal 24 Juni 2025.
Dengan demikian, total dana private placement mencapai US$ 1,84 miliar atau setara Rp 30,46 triliun (asumsi kurs Rp 16.500/US$).
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Danantara Kasih Pinjaman Rp 6,65 T ke Garuda Indonesia (GIAA)