Industri Sawit RI Masih Amburadul, Ini Tanda-tandanya Menurut DMSI

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Dewan Minyak Sawit (DMSI) sekaligus Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan industri sawit Indonesia masih perlu pembenahan lebih lanjut. Termasuk, membenahi lahan-lahan sawit yang banyak tidak sesuai perizinannya.

"Selama ini, industri sawit Indonesia masih amburadul. Contohnya lahan tidak jelas, dapat izin 10 hektare, tapi yang diambil 12 hektare," kata Sahat saat memberikan paparan di acara Workshop Jurnalis Promosi UKM Sawit, Kamis (23/10/2025).

Tak hanya itu saja, proses transaksi CPO di pasar komoditas juga dinilai tidak sesuai dengan aturan yang ada. Ia mencontohkan Malaysia yang taat aturan terkait transaksi minyak sawit di pasar komoditas global.

"Contoh lain, transaksi maksimum margin 3%, kalau di kita bisa lebih, ibaratnya nipu-nipu, beda dengan Malaysia yang jika transaksi marginnya 3%, ya mereka tetap 3%," lanjutnya.

Kemudian, kualitas hidup para petani sawit juga dinilai sangat jauh dengan para produsen sawit.

"Perusahaan besar bisa punya gedung-gedung tinggi, aset besar, petani? Mungkin jadi yang terzolimi, petani saja mau replanting susah," ujarnya.

Karena itu, imbuh dia, perlu ada revolusi industri sawit di Indonesia. Ada beberapa langkah yang perlu diterapkan agar industri sawit Indonesia makin berkembang.

Pertama, kata dia, lewat teknologi, baik pengolahan maupun untuk produksi sawit. Ia meminta agar pengolahan sawit tak lagi berfokus pada produk sawit basah (wet process), melainkan dirubah menggunakan sawit kering (dry process).

"Seharusnya, teknologi yang kita pakai itu sudah memakai dry process, bukan lagi wet process, dry process kelebihannya yakni emisi karbonnya rendah. , mari kita pikir apa lagi yang bisa kita berikan kepada mereka supaya mereka kaya," ungkapnya.

Langkah kedua menurut Sahat adalah, yang menurutnya akan menyejahterahkan para petani sawit. Dia meminta petani tidak hanya menjual produk Tadah Buah Segar (TBS).

"Jadi para petani itu jangan hanya mendapatkan income dari jual TBS saja," ucapnya.

Selain itu, Sahat juga ingin mengintensifikasikan produk turunan sawit kepada para Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM).

"Saya siap dukung koperasi dan UMKM untuk menjual produk turunan sawit, karena kalau bicara sawit, tak hanya soal minyak goreng dan biosolar saja, masih banyak," jelasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bukan Cuma Migor, Kelapa Sawit Bisa Disulap Jadi Rompi Anti Peluru

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |