Jakarta, CNBC Indonesia - Industri galangan kapal nasional tengah menghadapi tantangan besar untuk tetap bertahan dan berkembang. Salah satu solusi yang diusulkan pelaku usaha adalah pemberian subsidi suku bunga agar daya saing industri ini meningkat.
Direktur Eksekutif Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO), Ihsan Mahyudin menyebut infrastruktur maritim tidak hanya mencakup pelabuhan, tetapi juga kapal dan galangan kapal. Namun, menurutnya, selama ini perhatian dari pemerintah lebih banyak diberikan pada pembangunan pelabuhan saja.
"Makanya waktu kemarin tuh kan jor-joran bangun sekitar 72 pelabuhan. Belum tentu juga kemudian efektif. Di situ mendapatkan subsidi. Paling tidak jaminan dari pemerintah, sehingga rata-rata mereka rate-nya 6%," kata Ihsan di Indonesia Maritime Talk 2025 di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025).
Menurutnya, pemberian subsidi suku bunga dapat menjadi solusi bagi industri galangan kapal lokal agar bisa lebih kompetitif. Ia menjelaskan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) saat ini memiliki bunga sekitar 7%, dengan selisihnya ditanggung oleh pemerintah.
Foto: AFP via Getty Images/LOUAI BESHARA
Members of the Bahlawan family build boats at their boatyard in Syria's Mediterranean Island of Arwad on July 24, 2022. - The Bahlawans are the only manufacturers of traditional wooden boats on the Syrian coast, a Phoenician craft dating back thousands of years, now threatened by low demand in the age of technology. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP) (Photo by LOUAI BESHARA/AFP via Getty Images)
"Jadi kita nggak minta ke bank ini bunganya murah, enggak. Kita minta ke pemerintah subsidi," ujarnya.
Ihsan juga menyoroti potensi besar dari kapal niaga yang sudah berusia di atas 25 tahun, yang mencapai 1.684 unit. Jika dalam 36 tahun ke depan ada 336 kapal yang dibangun ulang dengan nilai sekitar Rp100 miliar per kapal, maka perputaran ekonomi yang dihasilkan bisa mencapai Rp33,6 triliun per tahun.
"Kalau kita minta subsidi suku bunganya 6% saja, itu kan cuma Rp1,8 triliun sampai Rp2 triliun kan untuk 10 tahun. Tapi bisa menghidupkan Rp33,6 triliun per tahun. Bapak bisa hitung tuh sumbangsih kontribusinya," terang dia.
Ia menambahkan, saat ini bunga pinjaman untuk pemesanan kapal sudah turun ke kisaran 4-6%, yang membuatnya lebih kompetitif. Oleh karena itu, ia berharap mekanisme subsidi suku bunga ini bisa diterapkan juga untuk pembelian kapal baru.
"Jadi teman-teman pelayaran ini kalau pesen kapal, kalau sekarang udah enggak 6% lagi. Udah turun ke 4-6%. Lebih kompetitif kan," pungkasnya.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengecer Dilarang Jual LPG 3 Kg Bikin "Panik", Salah Siapa?
Next Article Pengusaha RI Lebih Pilih Bangun Kapal di Luar Negeri, Ini Alasannya