IMF Ramal Ekonomi RI Di Bawah 5%, Bos LPS: Jangan Khawatir

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa berbicara mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, yang direvisi ke bawah menjadi 4,7% oleh International Monetary Fund (IMF). Menurut Purbaya, IMF tidak terlalu bisa dipercaya, lantaran prediksi mereka pernah meleset pada tahun 2009 lalu.

"Kalau anda mau tahu, di tahun 2009 sampai dengan April, mereka prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,5%. Tahunya di akhir tahun 4,6%. Jadi risetnya jauh banget. Ketika ekonomi sedang goncang, rupanya mereka nggak bisa ngitung tuh. Mungkin mereka juga pusing. Jadi kita nggak perlu khawatir tentang keadaan seperti itu," kata Purbaya saat Kelas Cuan Goes to Universitas Trisakti, Rabu (30/4/2025).

Sekalipun keadaan global sedang mengalami gonjang-ganjing pada tahun 2009, Purbaya mengatakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 4,6% di kala ekonomi Malaysia, Thailand, Jepang, Amerika, bahkan Eropa mengalami kontraksi.

Sementara itu, IMF juga telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8%. Menurut Purbaya, angka itu tidak lebih buruk dibanding tahun 2009.

"Jadi kalau kita tidur semua mungkin tumbuhnya 4,7%. Kalau kita bangun sedikit 5% nggak terlalu susah. Jadi itu semua tergantung kebijakan kita sendiri," pungkas Purbaya.

Seandainya ekonomi global morat marit pun, kata dia, masyarakat tidak perlu takut. Sebab, permintaan domestik Indonesia kuat. Ini tercermin dari tingkat ekspor domestik yang menyumbang 21% dari produk domestik bruto (PDB) RI dalam setahun. Sementara itu, pertumbuhannya ekspor domestik gabungan 79%.

"Kalau kita jaga pertumbuhan yang 79% itu, kita masih bisa tumbuh, jadi kita nggak usah takut. Dan itu sudah kita buktikan di tahun 2009. Ketika semuanya hancur, kita masih bisa tumbuh 4,6%. Kalau sekarang, kalau diprediksi 2,8% ya nggak usah turunkan, santai aja," tandas Purbaya.

Bahkan, ia meyakini PDB 5% bisa dicapai, jika Indonesia bisa terus melakukan perbaikan kebijakan ekonomi yang sudah berjalan sejak bulan Maret. Pada bulan Mei hingga Juli, Purbaya meyakini kondisi ekonomi RI akan bisa lebih baik.

"Kita boleh waspada tapi nggak usah khawatir karena sejarah menunjukkan bahwa kita bisa survive ketika kondisi ekonomi global gonjang-ganjing. Artinya kita sudah menghadapi krisis 98 kita gagal, 2008-2009 kita berhasil karena kita pintar, 2020-2015-2012 kita berhasil, 2020-2021-2022 kita bisa survive dengan baik. Artinya apa, kita sudah mengetahui cara yang baik mengurangi gejolak perekonomian global," terang Purbaya.

Namun, ia mengatakan merasa takut berlebihan dapat membuat ekonomi jatuh. Ia merujuk pada keadaan psikologis self-fulfilling prophecy, yakni keyakinan seseorang menciptakan realitas.

"Karena kalau semua kita berekspektasi ekonomi akan jatuh, businessman akan menunda investasinya, ibu-ibu akan menunda belanjanya, jadi ekonominya nggak ada yang dorong. Itu yang kita cegah. Kita kasih kebijakan yang pas, tapi juga kita jaga sentimen di publiknya," tukas Purbaya.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dunia Gonjang-Ganjing Akibat Perang Tarif Trump

Next Article Tabungan Masyarakat Makin Tipis, LPS Beberkan Bukti Terbaru

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |