IHSG Sudah Anjlok 10% Sebulan! Asing Kabur, Terendah Sejak Covid-19

2 weeks ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ambruk. Hingga pukul 11:18 IHSG sudah anjlok 2,83% ke posisi 6.301,96, nilai transaksi di pasar saham Indonesia mencapai Rp 6,70 triliun, dengan frekuensi transaksi sebanyak 705.392. Tercatat di sepanjang Februari 2025 IHSG telah turun hingga 10%.

Pelemahan ini membuat IHSG jatuh ke level terendah sejak Februari 2021 atau lima tahun atau masa di mana Indonesia masih menghadapi Covid-19. Dalam sebulan IHSG sudah ambruk 11,07%, atau terburuk sejak Maret 2020 di mana pada saat itu adalah awal pandemi Covid-19.

Terjunnya IHSG akibat derasnya aliran dana asing yang pergi meninggalkan Tanah Air. Di sepanjang 2025 aliran dana asing keluar mencapai Rp18,98 triliun. Kaburnya dana asing dari Indonesia di dorong oleh pemangkasan bobot saham Indonesia oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI).


Hari ini, Jumat (28/2/2025), Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan melakukan cutoff perubahan bobot saham Indonesia dalam indeks globalnya. Efektif per 3 Maret 2025, MSCI mengurangi bobot Indonesia dari 2,2% menjadi 1,5%, yang diperkirakan memicu tekanan jual dari investor asing dalam beberapa hari ke depan.

Sebelumnya, MSCI telah memangkas jumlah konstituen saham Indonesia secara bertahap. Dalam rebalancing terbarunya, MSCI tidak menambah saham baru di kategori large cap Indonesia, tetapi justru mengeluarkan tiga saham yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). MDKA dan INKP kini masuk ke kategori small cap, sedangkan UNVR dikeluarkan sepenuhnya dari daftar konstituen MSCI. Perubahan ini mempersempit cakupan investasi asing di pasar saham domestik.

Dampak pemangkasan bobot Indonesia dalam MSCI ini juga semakin terasa dengan penurunan peringkat saham Indonesia dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Morgan Stanley mencatat bahwa tren return on equity (ROE) saham-saham Indonesia terus melemah akibat perlambatan ekonomi dan tekanan terhadap sektor siklikal. Dengan rebalancing yang makin menggerus bobot saham Indonesia, investor diharapkan mencermati aliran dana asing dan volatilitas yang berpotensi meningkat dalam waktu dekat.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bobot Indonesia di MSCI Susut, Mutu Emiten di BEI Turun?

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |