IHSG Ngebut, Rupiah Loyo: Investor Cemas Menanti Kabar dari Amerika

1 day ago 5
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, bursa saham pesta sementara rupiah merana
  • Wall Street ambruk menjelang rapat The Fed
  • Data ekonomi China serta rapat The Fed akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan dalam negeri ditutup beragam pada pembukaan pekan ini. Bursa saham pesta sementara nilai tukar justru merana/

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergerak volatile hari ini di tengah wait and see menjelang rapat genting bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Selengkapnya mengenai proyeksi pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 77,93 poin atau 0,9% ke level 8.710,69 atau mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru. Sebanyak 402 saham naik, 282 turun, dan 273 tidak bergerak.

Nilai transaksi hari Senin (8/12/2025) mencapai Rp 27,28 triliun, melibatkan 56,16 miliar saham dalam 2,89 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar mencapai Rp 16.005 triliun.

Emiten grup Bakrie kembali menjadi sorotan investor kemarin. Bumi Resources (BUMI) dan Dharma Henwa (DEWA) kompak menjadi saham dengan nilai transaksi terbesar di pasar reguler. Nilai transaksi di BUMI mencapai Rp 2,43 triliun dan DEWA Rp 1,9 triliun.

Beralih ke pasar Valas, nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama pekan ini, meskipun dolar AS justru berada dalam tekanan di pasar global.

Merujuk data Refinitiv, rupiah pada penutupan perdagangan Senin (8/12/2025), terkoreksi sebesar 0,33% dan ditutup di level Rp16.685/US$.

Sejak pembukaan perdagangan pagi, rupiah memang sudah berada di zona merah dengan dibuka melemah 0,03% di level Rp16.640/US$. Sepanjang hari, pergerakan rupiah berada di rentang Rp16.640-Rp16.693/US$.

Pada saat yang sama, indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah 0,11% ke level 98,885. Namun, rupiah masih gagal memanfaatkan momentum pelemahan dolar tersebut.

Pergerakan rupiah diwarnai oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik. Dari luar negeri, pelaku pasar global tengah menantikan keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang akan diputuskan dalam rapat FOMC pada 9-10 Desember atau Jumat dini hari waktu Indonesia.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, saat ini pasar memproyeksikan peluang sebesar 88,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 3,50%-3,75% pada pertemuan mendatang.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melesat ke 6,22% pada perdagangan kemarin, dibandingkan 6,19% pada Jumat lalu. Imbal hasil yang melonjak menandai harga SBN yang tengah turun karena diobral investor.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |