IHSG Kebakaran Turun 3,31%, Mayoritas Saham Merah!

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan ini, Jumat (28/2/2025) dengan kondisi terpuruk. Lebih dari separuh emiten berada di zona merah.

IHSG anjlok 3,31% ke level 6.270,59. Sebanyak 570 saham turun, 263 tidak bergerak, dan hanya 76 saham yang berada di zona hijau. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 20,25 triliun yang melibatkan 21,63 miliar saham dalam 1,26 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, IHSG secara harian turun lebih dari 3% terjadi pada 5 Agustus 2024. Kala itu terjadi gejolak besar di dalam negeri berupa protes mengenai syarat pencalonan kepala daerah dan syarat usia calon kepala daerah.

Seluruh sektor pada perdagangan hari ini parkir di zona merah. Bahan baku terperosok paling dalam, yakni turun 7,05%. Lalu diikuti industri 3,65% dan finansial 2,98%.

Dari sisi saham, BBRI menjadi pemberat utama dengan kontribusi -41,49 indeks poin. Lalu diikuti oleh TPIA yang menyumbang 19,42 indeks poin terhadap penurunan IHSG. Selain itu TLKM, BBNI, dan AMMN memberikan sumbangsih sebagai pemberat IHSG sebesar, masing-masing, 16,2 indeks poin, 11,35 indeks poin, dan 11,21 indeks poin. 

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku pasar pada Senin, (28/2/2025) mendatang. Iman menyebutkan bahwa BEI juga akan berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mencari solusi yang dapat diterapkan dalam jangka pendek.

"Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar. Sebagai SRO, kami memiliki peran dalam ekosistem ini, dan kami akan berdiskusi dengan para pelaku mengenai apa yang bisa dilakukan, kata Iman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, (28/2/2025).

Sementara itu, penurunanIHSG diperkirakan masih akan berlanjut. Menurut analisis MNCS Daily Scope Wave hari ini, Jumat, (28/2/2025), koreksi dari IHSG pun sudah menembus area support di Rp6.500, dengan demikian diperkirakan koreksi IHSG masih rawan berlanjut untuk menguji rentang area Rp6,269-Rp6,399.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, investor harus lebih selektif dalam memilih saham. Adapun setelah kejadian ini, area support IHSG akan berada di Rp6.356 dan resist di 6.456.

"Investor dapat cenderung selektif dalam pemilihan sahamnya dan dapat mencermati perkembangan secara makro dan beberapa emiten yg sdg rilis kinerja Full Year (FY) 2024-nya," ungkap Herditya kepada CNBC Indonesia.

Di sisi lain, Analis saham Alfred Nainggolan mengatakan, sentimen koreksi bursa global menjadi sentimen pengoreksi bursa IHSG. Selain itu, aksi jual asing yang masif yang terus berlangsung membuat tekanan jual semakin kuat (Herding Behavior).

"Minimnya sentimen domestik , bahkan pemberitaan mega korupsi, "trust" Danantara, Downgrade, hingga laporan kinerja bigbank di awal 2025 yg rendah ikut menekan IHSG. Stabilitas domestik (Ekonomi dan Politik) sedang terganggu, ditambah kondisi eksternal yang berat (Trump, Inflasi, The FED) Rupiah tidak punya tenaga untuk tidak terdepresiasi," jelas Afred.

Meski di tengah beberapa sentimen negatif tersebut, Alfred berpesan pada investor jangka panjang untuk bisa melihat momentum ini sebagai potensi untuk membeli saham di harga murah. Ia pun membidik rentang support IHSG berikutnya di angka Rp6.260.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an

Next Article IHSG Dibuka Merah, Balik Lagi ke Level 7.400-an

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |