IHSG Ambruk Parah! Ini Saran Analis Buat Investor Ritel

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa analis memprediksi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus berlanjut beberapa waktu ke depan. Hal ini pun perlu menjadi perhatian bagi investor.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan telah menyentuh level psikologis 6.300. Derasnya aliran dana asing keluar mendorong semua sektor kompak melemah pada perdagangan pagi hari ini.

Hingga perdagangan Jumat (28/2/2025) pukul 11.27 WIB, IHSG terjun 2,9% di level 6.299,85. Pelemahan ini memperpanjang kejatuhan IHSG pada perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, IHSG sudah turun lebih dari 7% selama sepekan, dan nyaris turun 12% selama satu bulan terakhir. Tren penurunan ini pun juga terus terjadi sejak awal tahun dengan penurunan 11,2% secara year to date (ytd).

Menurut analisis MNCS Daily Scope Wave hari ini, Jumat, (28/2/2025), koreksi dari IHSG pun sudah menembus area support di Rp6.500, dengan demikian diperkirakan koreksi IHSG masih rawan berlanjut untuk menguji rentang area Rp6,269-Rp6,399.

Melihat hal ini, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, investor harus lebih selektif dalam memilih saham. Adapun setelah kejadian ini, area support IHSG akan berada di Rp6.356 dan resist di 6.456.

"Investor dapat cenderung selektif dalam pemilihan sahamnya dan dapat mencermati perkembangan secara makro dan beberapa emiten yg sdg rilis kinerja Full Year (FY) 2024-nya," ungkap Herditya kepada CNBC Indonesia.

Di sisi lain, Analis saham Alfred Nainggolan mengatakan, sentimen koreksi bursa global menjadi sentimen pengoreksi bursa IHSG. Selain itu, aksi jual asing yang masif yang terus berlangsung membuat tekanan jual semakin kuat (Herding Behavior).

"Minimnya sentimen domestik , bahkan pemberitaan mega korupsi, "trust" Danantara, Downgrade, hingga laporan kinerja bigbank di awal 2025 yg rendah ikut menekan IHSG. Stabilitas domestik (Ekonomi dan Politik) sedang terganggu, ditambah kondisi eksternal yang berat (Trump, Inflasi, The FED) Rupiah tidak punya tenaga untuk tidak terdepresiasi," jelas Afred.

Meski di tengah beberapa sentimen negatif tersebut, Alfred berpesan pada investor jangka panjang untuk bisa melihat momentum ini sebagai potensi untuk membeli saham di harga murah. Ia pun membidik rentang support IHSG berikutnya di angka Rp6.260.

"Investor (Periode investasi panjang) tentu dengan penurunan harga saham yg lebih besar dari penurunan kinerja membuat valuasi sahamnya semakin murah, bisa menjadi momentum untuk akumulasi (cicil) beli," tuturnya.

Sementara itu, menurut analisa dari analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dengan Lower Low (LL) level disertai volume.

"Selama di bawah garis MA5 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan membuat LL level untuk menyelesaikan target breakdown descending triangle-nya di Rp6.335. Namun jika mampu kembali breakout garis MA5 maka berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya," ungkapnya.

IHSG jatuh ke level terendah sejak Februari 2021 atau lima tahun atau masa di mana Indonesia masih menghadapi Covid-19. Dalam sebulan IHSG sudah ambruk 11,07%, atau terburuk sejak Maret 2020 di mana pada saat itu adalah awal pandemi Covid-19.

Melihat track record perjalanan IHSG di sepanjang Februari 2025, IHSG sempat mengalami kejatuhan terdalam pada perdagangan Selasa(25/2/2025) dengan ambles 2,41% di level 6.587,09. Sejak itu, IHSG tak lagi berhasil naik bahkan kembali ke level psikologis 6800-6900.

Bahkan jika melihat seasonality pergerakan IHSG pada periode Februari selama 10 tahun terakhir, perjalanan IHSG pada Februari 2025 merupakan yang terburuk dengan jatuh hingga 10%.

Terjunnya IHSG akibat derasnya aliran dana asing yang pergi meninggalkan Tanah Air. Sepanjang 2025 aliran dana asing keluar mencapai Rp18,98 triliun.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |