Ibu Kota Dikepung Udara Beracun, Sekolah Tutup-Konstruksi Dihentikan

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas belajar mengajar di New Delhi kembali terganggu setelah otoritas setempat memutuskan memindahkan sekolah ke sistem daring dan menghentikan proyek konstruksi, menyusul memburuknya kualitas udara yang mencapai level berbahaya di ibu kota India dan wilayah sekitarnya.

Kabut asap beracun menyelimuti Delhi sejak Senin (15/12/2025) pagi, menurunkan jarak pandang secara drastis dan menyebabkan sejumlah penerbangan serta perjalanan kereta api mengalami keterlambatan. Indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) kota itu melonjak tajam, mencerminkan konsentrasi polutan yang jauh melampaui ambang aman.

Dilansir BBC, AQI Delhi tercatat lebih dari 30 kali lipat batas harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Paparan pada tingkat ini berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Masalah udara beracun bukan hal baru bagi Delhi dan daerah penyangganya, terutama saat musim dingin. Kondisi ini dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, mulai dari emisi industri dan asap kendaraan, penurunan suhu, kecepatan angin yang rendah, hingga praktik pembakaran sisa tanaman di negara bagian tetangga.

Menurut aplikasi pemantauan milik pemerintah, Safar, rata-rata AQI Delhi pada Senin pagi mencapai 471. Berdasarkan klasifikasi badan pengawas polusi India, AQI 101-200 dikategorikan moderat, 201-300 buruk, 301-400 sangat buruk, dan di atas 400 masuk kategori parah.

Aplikasi resmi pemerintah membatasi pembacaan hingga angka 500, meskipun pemantau swasta dan internasional kerap mencatat level yang lebih tinggi.

Penurunan kualitas udara yang mendadak sejak Sabtu itu terjadi setelah Delhi sempat menunjukkan perbaikan dalam sepekan sebelumnya, ketika indeks kualitas udara berfluktuasi antara kategori "buruk" dan "sangat buruk".

Pada Minggu, Komisi Manajemen Kualitas Udara India (CAQM) mengaktifkan tingkat tertinggi dari graded response action plan (GRAP) untuk menekan polusi, dengan menaikkan status dari Level III ke Level IV.

Langkah tersebut berdampak langsung pada berbagai sektor. Truk diesel tua dilarang memasuki wilayah Delhi, seluruh aktivitas konstruksi dihentikan, dan sekolah-sekolah diminta menerapkan sistem pembelajaran hibrida. Untuk anak-anak yang lebih muda, kegiatan belajar diwajibkan sepenuhnya secara daring.

Mahkamah Agung India juga mengeluarkan surat edaran pada Minggu yang menyarankan para pengacara dan pihak berperkara untuk mengikuti persidangan secara virtual demi mengurangi mobilitas di tengah kondisi udara berbahaya.

CAQM menjelaskan bahwa memburuknya kualitas udara kali ini dipicu oleh tingginya kelembapan udara dan perubahan arah angin, yang menghambat penyebaran polutan dan mendorong terbentuknya kabut asap tebal.

Pemerintah memperingatkan warga, khususnya anak-anak serta mereka yang memiliki penyakit jantung dan gangguan pernapasan, untuk tetap berada di dalam ruangan. Masyarakat juga disarankan mengenakan masker apabila terpaksa beraktivitas di luar rumah.

Paparan berkepanjangan terhadap AQI pada tingkat parah dapat memicu gangguan pernapasan bahkan pada orang yang sebelumnya sehat.

Data pemerintah federal yang disampaikan ke parlemen awal bulan ini menunjukkan bahwa lebih dari 200.000 kasus penyakit pernapasan akut tercatat di enam rumah sakit milik negara di Delhi antara 2022 hingga 2024, seiring meningkatnya krisis polusi udara di ibu kota India tersebut.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |