Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terpantau menguat tipis pada perdagangan Senin (28/4/2025) waktu Indonesia, di tengah pasar yang terus mencermati dinamika perang dagang global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Mengutip data Refinitiv, harga minyak Brent kontrak Juni 2025 dibuka di US$67,04 per barel, sempat menyentuh level tertinggi harian di US$67,57 sebelum ditutup menguat di US$67,04 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik, ditutup di US$63,18 per barel.
Penguatan ini terjadi setelah Brent mencatat pelemahan mingguan sebesar 1,6% pada pekan lalu, seiring meningkatnya kekhawatiran atas prospek permintaan global akibat eskalasi perang dagang yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Fokus investor saat ini tertuju pada rencana China, selaku importir minyak mentah terbesar dunia, untuk mengumumkan langkah-langkah stabilisasi ekonomi. Pemerintah Beijing dijadwalkan menggelar konferensi pers pada hari ini guna memaparkan strategi mendukung lapangan kerja dan menjaga pertumbuhan di tengah tekanan eksternal.
Ketidakpastian terkait arah perang dagang turut menahan laju harga minyak. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan beberapa negara Asia berjalan cukup positif. Namun, pasar tetap waspada terhadap kemungkinan perlambatan permintaan energi.
Di sisi lain, perhatian juga mengarah pada OPEC+ yang akan mengadakan pertemuan pada 5 Mei 2025 untuk mengevaluasi kebijakan produksi mereka. Kabar bahwa beberapa anggota OPEC+ mulai meningkatkan produksi setelah sebelumnya melakukan pemangkasan turut membebani sentimen pasar.
Kondisi ini meningkatkan risiko kelebihan pasokan di tengah permintaan global yang rapuh, memperbesar potensi kerugian bulanan harga minyak yang diprediksi menjadi yang terbesar sejak 2022.
Sentimen geopolitik tetap menjadi faktor krusial. Amerika Serikat dan Iran dilaporkan menunjukkan kemajuan dalam negosiasi kesepakatan nuklir, meskipun ketegangan masih membayangi. Akhir pekan lalu, ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, Iran salah satu jalur utama perdagangan minyak dunia menewaskan puluhan orang, menambah ketidakpastian pasokan dari kawasan tersebut.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Asing Masih Keluar, Seberapa Kuat IHSG Pertahankan Level 6.700?
Next Article Tarif Trump Naik, Harga Minyak Stabil di Tengah Ancaman Perang Dagang