Harga Minyak Dunia Menguat, Brent Sentuh US$63,45 dan WTI US$59,64

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terpantau menguat pada perdagangan Selasa pagi (14/10/2025) waktu Indonesia, seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap ketegangan perdagangan global. Berdasarkan data Refinitiv pukul 10.10 WIB, harga minyak Brent (LCOc1) naik tipis ke US$63,45 per barel, sedangkan minyak WTI (CLc1) berada di US$59,64 per barel.

Kenaikan ini memperpanjang tren positif dua hari terakhir, setelah sempat melemah pekan lalu akibat kekhawatiran atas tensi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pelaku pasar kini mulai menaruh harapan baru setelah muncul sinyal bahwa kedua negara tengah membuka kembali jalur komunikasi.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan Presiden Donald Trump tetap berencana bertemu Presiden Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menandai langkah awal menuju peredaan konflik dagang yang selama ini menekan harga energi.

Namun, pasar masih menimbang risiko baru dari kebijakan kedua negara. Beijing diketahui memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang (rare earth), sementara Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap perangkat lunak asal AS mulai 1 November. Dinamika ini masih menimbulkan ketidakpastian terhadap prospek permintaan minyak ke depan.

Kendati demikian, sejumlah analis menilai arah harga minyak mulai stabil setelah volatilitas tajam di pekan sebelumnya. Analis ANZ, Daniel Hynes, menuturkan bahwa nada diplomatik yang lebih tenang dari Washington dan Beijing membantu menahan aksi jual lanjutan di pasar energi. "Pasar masih sangat peka terhadap faktor geopolitik, tapi ada sinyal perbaikan komunikasi yang memberi ruang bagi pemulihan harga," ujarnya.

Selain isu dagang, perkembangan di Timur Tengah juga mempengaruhi pergerakan minyak. Trump pada Senin (13/10) mengumumkan berakhirnya konflik di Gaza setelah dua tahun berlangsung, yang turut meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan dari kawasan produsen minyak utama dunia tersebut.

Di sisi lain, OPEC bersama sekutunya dalam kelompok OPEC+ melaporkan bahwa defisit pasokan minyak global kemungkinan akan menyusut pada 2026. Hal ini seiring dengan rencana peningkatan produksi secara bertahap untuk menjaga keseimbangan pasar.

Tren penguatan harga minyak yang masih terbatas juga menunjukkan pasar menunggu kejelasan dari faktor makroekonomi global-mulai dari kebijakan moneter AS hingga proyeksi permintaan energi di Asia. Dengan harga Brent di kisaran US$63-an dan WTI di US$59-an, pasar minyak tampak masih berada dalam fase konsolidasi pasca-gejolak geopolitik yang intens pada awal Oktober.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Tensi AS-Iran Bikin Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi 2 Bulan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |