Harga Komoditas Tiarap, Gimana Nasib Dividen Batu bara Tahun Ini?

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri batu bara kini menghadapi tekanan harga yang terus berlanjut. Efek dari ini bisa menggerus laba bahkan mengurangi porsi dividen yang bisa dibagikan ke pemegang saham.

Kami menilai pada tahun ini, perusahaan batu bara akan cukup konservatif dalam mengalokasikan dividen dari laba tahun sebelumnya lantaran kondisi industri yang banyak ketidakpastian.

Beberapa tantangan yang dihadapi sektor batu bara dalam jangka pendek ini seperti tekanan harga yang terjadi akibat lebih banyak pasokan sementara permintaan masih loyo dari China dan India.

Maka dari itu, perusahaan membutuhkan ketahanan kas yang lebih banyak untuk menjaga belanja modal ke depan-nya.

Jadi, kami memproyeksikan potensi dividen payout ratio lebih konservatif dari yang dibagikan tahun sebelumnya dengan perhitungan sebagai berikut :

Dari data di atas terlihat bahwa emiten batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) potensi memberikan keuntungan dividen paling besar nyaris mencapai 15%. Lalu diikuti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), masing-masing mencapai 11,65% dan 10,49%.
Sebagai catatan, untuk BSSR pada awal tahun ini sudah membagikan dividen interim sebesar Rp154,39 per lembar. Jadi, untuk sisa tahun ini kemungkinan masih bisa dibagi sebanyak Rp274,61 per lembar.

Berikutnya, dua emiten lainnya ada PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan rata-rata dividen yield yang potensi dibagikan mencapai 6% dan paling buncit ada emiten PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan potensi cuan tak sampai 1%.

Di luar dari emiten itu, untuk emiten batu bara yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) kemungkinan tidak bagi dividen tahun ini.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan AADI potensi absen bagi dividen tahun ini karena kondisi kas saat ini dan kebutuhan belanja modal ke depan. Emiten itu juga baru melantai di bursa sekitar akhir tahun lalu.

Dalam prospektusnya, manajemen AADI juga menyatakan mulai tahun buku 2025, perusahaan berencana menetapkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) hingga 45% dari laba bersih konsolidasi.

Sementara, untuk tahun buku 2024 tidak disebutkan keterangan mengenai besaran DPR.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |