Harga Emas Hancur Lebur! Ambruk 5% Sehari, Rekor Terburuk 5 Tahun

10 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya terjun bebas, memangkas reli panjang hanya dalam satu hari perdagangan. Meredanya kekhawatiran perdagangan membebani harga emas hingga menuju penurunan harian terbesar sejak 2020.

Pada perdagangan hari ini Rabu (22/10/2025) hingga pukul 06.09 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,05% di posisi US$4.121,69 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Selasa (21/10/2025), harga emas dunia jatuh 5,31% di level US$4.123,85 per troy ons. Penurunan sehari tersebut menjadi pelemahan terburuk sejak 11 Agustus 2020 atau lima tahun di mana emas ambruk 5,72% sehari. Pelemahan sekaligus memangkas reli rekor tertinggi yang dicapai dalam 5 hari perdagangan hanya dalam satu hari perdagangan saja.

Harga emas berada di jalur penurunan harian tertajam dalam lima tahun pada perdagangan Selasa, karena investor melakukan aksi ambil untung setelah ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dan permintaan safe haven yang berkelanjutan mendorong logam kuning ini ke rekor tertinggi di sesi sebelumnya.

Harga mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di US$4.381,21 pada hari Senin dan telah naik sekitar 65% tahun ini, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, spekulasi penurunan suku bunga, dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral.

"Penurunan harga emas masih terjadi hingga kemarin, tetapi lonjakan volatilitas yang tajam pada level tertinggi selama seminggu terakhir menunjukkan kehati-hatian dan mungkin mendorong setidaknya aksi ambil untung jangka pendek," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin Selasa (21/10/2025), indeks dolar AS (DXY) naik 0,35% di level 98,93, membuat konversei pembelian emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Selera risiko yang lebih baik di pasar umum awal minggu ini berdampak bearish bagi logam-logam safe haven," menurut catatan Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Para analis di Citi mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka memperkirakan berakhirnya penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung, serta pengumuman kesepakatan perdagangan AS-China, dapat berkontribusi pada konsolidasi harga emas selama dua hingga tiga minggu ke depan.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent diperkirakan akan bertemu Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Malaysia akhir pekan ini, menyusul hubungan yang kembali tegang. Trump telah mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% untuk barang-barang China mulai 1 November.

Meredanya ketidakpastian politik, di samping optimisme perdagangan, mengurangi urgensi bagi investor untuk memegang aset defensif, seperti emas.

Reli Emas  Segera Berakhir?

Reli emas yang memecahkan rekor bisa segera berakhir, menurut John Higgins, Kepala Ekonom Pasar di Capital Economics, yang memperingatkan bahwa harga logam mulia telah melonjak jauh melampaui nilai wajarnya dan mungkin sekarang berada di wilayah gelembung.

Higgins berpendapat bahwa harga emas tidak hanya melampaui inflasi tetapi juga hubungan historisnya dengan aset riil lainnya.

"Pada awal tahun 2025, harga emas sudah mendekati puncaknya secara riil, yang dicapai pada tahun 1980," tulisnya dalam sebuah catatan.

"Namun sekarang, harga emas riil hampir 60% lebih tinggi dari puncak tersebut, dan lebih dari tiga kali lipat rata-ratanya sejak tahun 1980."

Pages

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |