Harga Batu Bara Jadi Korban Adu Kekuatan China vs India

2 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara merangkak naik tetapi masih berada sedikit di atas level US$100/ton. Kenaikan harga ditopang optimisme adanya kenaikan perminatan dari India dalam waktu dekat.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 24 Februari 2025 tercatat sebesar US$103/ton atau naik 0,24% atau nyaris stagnan apabila dibandingkan penutupan perdagangan 21 Februari 2025 yang sebesar US$102,75/ton.

Kenaikan ini terjadi setelah mengalami depresiasi selama dua hari beruntun atau sejak 20 Februari 2025.

Dilansir dari the hindu businessline.com, Kementerian Tenaga Listrik India bersiap untuk memenuhi lonjakan permintaan listrik India selama bulan-bulan puncak musim panas, April-Juni 2025, dengan ekspektasi bahwa konsumsi dapat melampaui 450 miliar unit (Billion Unit/BU) dan skala permintaan puncak 270 gigawatt (GW).

Pejabat pemerintah menjelaskan bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat di negara ini.

"Permintaan meningkat sekitar 5,5-6% per tahun karena peningkatan konsumsi rumah tangga, khususnya pendinginan, dan pertumbuhan basis industri dan komersial. Oleh karena itu, Kementerian Tenaga Listrik, Batubara, dan Kereta Api telah melakukan persiapan," kata seorang pejabat tinggi.

Kebutuhan pasokan juga akan lebih tinggi dibandingkan 2024 dan persiapan terus dilakukan mengingat antisipasi pertumbuhan, tambahnya.

Sejak Oktober 2024, Kementerian Batu Bara secara konsisten meningkatkan produksi, yang tercermin dalam Output per Man Shift (OMS), ukuran untuk menghitung efisiensi produksi.

Sebagai contoh, output per man shift pada Desember 2024 meningkat 22% secara tahunan (yoy) menjadi hampir 17,98 ton. Sementara itu, pada September, Oktober, dan November 2024, OMS masing-masing tercatat sebesar 10,43 ton, 13,33 ton, dan 14,17 ton.

Produksi batu bara India secara keseluruhan meningkat 1,78% secara tahunan menjadi 621,15 juta ton selama April-Januari tahun fiskal 2025 (FY25), sementara pengiriman ke sektor listrik naik 4,40% secara tahunan menjadi 694,73 juta ton.

Sektor perkeretaapian juga menunjukkan peningkatan. Rata-rata jumlah gerbong per hari tercatat 269,50 pada Oktober 2024, kemudian meningkat menjadi 276,90 pada November, 290,50 pada Desember, dan 294,30 pada Januari 2025.

China Stop Impor Batu Bara

Cerita berbeda dengan India yang optimis soal permintaan batu bara dalam waktu dekat. China sebagai salah satu negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia justru mulai menghentikan pembelian batu bara impor.

Dikutip dari Reuters, penambang batu bara terbesar di China sekaligus importir utama, China Shenhua Energy (601088.SS), telah menghentikan pembelian batu bara impor di pasar spot seiring meningkatnya stok di pelabuhan, kata tiga pedagang yang mengetahui masalah ini. Langkah ini diperkirakan akan menekan harga batu bara impor.

Keputusan CHN Energy Investment Group (CEIC), perusahaan induk Shenhua, akan berdampak pada pembelian untuk pengiriman mulai April, menurut seorang pedagang batu bara yang berbasis di Singapura dan dua analis yang berbicara dengan syarat anonim.

Keputusan ini juga berlaku untuk pengiriman pada akhir Maret, menurut seorang pedagang batu bara yang berbasis di China.

Shenhua belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui faks.

Langkah perusahaan milik negara ini diperkirakan akan memengaruhi sekitar 1 juta ton batu bara per kuartal dan tidak berlaku untuk kontrak jangka panjang, menurut pedagang kedua yang berbasis di China. Dua pedagang lainnya menyebut belum ada keputusan mengenai berapa lama penghentian impor spot ini akan berlangsung.

Kendati volume yang terdampak relatif kecil dibandingkan dengan rekor impor batu bara China sebesar 542,7 juta metrik ton pada 2024, langkah ini telah memicu kekhawatiran di pasar mengenai kemungkinan perusahaan lain mengikuti langkah serupa serta potensi kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor, menurut pedagang ketiga yang berbasis di China.

Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi penjualan batu bara Shenhua di pasar domestik, kata pedagang berbasis di Singapura yang tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Shenhua menghentikan impor semacam ini.

Seorang analis dengan lebih dari 10 tahun pengalaman di industri mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Shenhua menghentikan impor semacam ini.

Penjualan batu bara komersial Shenhua pada Januari turun 21,6% secara tahunan menjadi 30,2 juta ton, menurut laporan terbaru perusahaan, yang menyebut suhu yang lebih hangat mengurangi permintaan pemanas serta meningkatnya stok persediaan sebagai faktor utama. Shenhua juga mengurangi produksi sebesar 8,5% secara tahunan pada Januari menjadi 24,9 juta ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |