Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BOK) mengeluarkan peringatan keras terkait meningkatnya risiko stabilitas keuangan negara tersebut. Hal ini dipicu oleh fluktuasi tajam di pasar modal, melemahnya mata uang Won secara signifikan, serta tekanan kenaikan harga properti yang terus berlanjut.
Ini diutarakan anggota dewan kebijakan moneter BOK, Chang Yong-sung. Ia mengungkapkan bahwa volatilitas di pasar keuangan dan valuta asing saat ini sedang meningkat.
"Volatilitas meningkat dengan fluktuasi tajam pada harga saham dan pelemahan Won yang komparatif," ujar Chang dalam pernyataan yang dirilis bersamaan dengan laporan stabilitas keuangan tengah tahunan BOK, dikutip Reuters, Selasa (23/12/2025).
Mata uang Won Korea Selatan menyentuh level terlemahnya sejak awal April tahun ini, yakni di posisi 1.483,5 per dolar AS pada perdagangan Selasa. Data menunjukkan bahwa Won telah merosot lebih dari 8% sepanjang paruh kedua tahun 2025.
Selain masalah mata uang, Chang juga memperingatkan adanya risiko kredit yang tinggi pada beberapa sektor yang rentan serta kenaikan harga rumah yang konsisten. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam menjaga keseimbangan ekonomi domestik.
Dalam laporannya, BOK menegaskan akan terus memantau faktor-faktor risiko dalam sistem keuangan dan siap mengambil langkah-langkah stabilisasi pasar secara proaktif jika diperlukan. Meski demikian, bank sentral mencatat bahwa sebagian besar indikator kondisi valuta asing saat ini masih terpantau stabil.
Kebijakan moneter ke depan akan terus dikoordinasikan dengan kebijakan makroprudensial untuk memitigasi risiko sistemik. Sebagai catatan, BOK telah menahan suku bunga acuan dalam empat pertemuan berturut-turut hingga bulan lalu.
Pihak bank sentral juga memberikan sinyal bahwa siklus pemangkasan suku bunga saat ini mungkin akan segera berakhir. Mengingat pelemahan mata uang yang membatasi ruang untuk pelonggaran moneter lebih lanjut.
Pasca pertemuan November lalu, BOK telah meluncurkan berbagai langkah stabilisasi mata uang. Pertemuan kebijakan moneter berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada Januari 2026 mendatang.
(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1

















































