FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
26 February 2025 09:30

Geng bersenjata kembali melancarkan serangan di ibu kota Haiti pada Selasa (25/2/2025) dini hari, menewaskan sejumlah penduduk di lingkungan Delmas 30 dan memaksa lebih banyak warga mengungsi. Kelompok-kelompok kriminal ini terus beroperasi tanpa kendali di negara Karibia tersebut. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

Lebih dari 1 juta warga Haiti hampir 10% dari populasi telah mengungsi akibat konflik berkepanjangan. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

Geng-geng bersenjata yang memiliki sumber pendanaan kuat dan jaringan luas semakin memperluas serta memperkuat kendali mereka atas sebagian besar ibu kota dan wilayah sekitarnya. Polisi belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters. (REUTERS/Fildor Pq Egeder)

Penduduk setempat, Alex Josue, mengatakan situasi mencekam sejak serangan terjadi. "Kami belum tidur sejak kemarin karena semua orang panik," ujarnya. Josue memperkirakan sekitar 15 orang telah tewas. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

Ia juga menceritakan kekejaman yang terjadi, termasuk pembunuhan brutal terhadap seorang pedagang daging di pasar Delmas 30. Direktur program kelompok hak asasi lokal RNDDH, Rosy Auguste Ducena, mengungkapkan bahwa organisasinya belum dapat memastikan jumlah korban tewas. Namun, ada laporan mengenai beberapa orang yang terbunuh atau tertembak, serta rumah-rumah yang dibakar. (REUTERS/Fildor Pq Egeder)

Di Delmas 30, warga terlihat melarikan diri dengan membawa kasur di atas kepala mereka. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa serangan mematikan sudah berlangsung sejak pukul 01.00 dini hari. Ia juga memohon kepada Jimmy Cherizier, mantan polisi yang kini memimpin koalisi geng Viv Ansanm, agar menghentikan kekerasan ini. (REUTERS/Fildor Pq Egeder)

"Penduduk mengungsi, mereka tidak tahu harus ke mana. Apa yang telah kami lakukan padamu?" katanya dengan putus asa. Josue pun merasakan kebingungan dan ketakutan serupa. "Saya tidak tahu harus ke atas atau ke bawah, ke kiri atau ke kanan. Ke mana pun geng itu pergi, kami lari," tuturnya. (REUTERS/Jean Feguens Regala)