Gegara "Harta Karun" Ini, Posisi Tawar RI di Dunia Bisa Melejit!

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) menilai Indonesia berpotensi memiliki posisi tawar yang jauh lebih kuat di panggung global. Hal ini dipicu karena adanya potensi logam tanah jarang (LTJ) di Tanah Air.

Direktur Pengembangan Usaha TINS Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan bahwa penguasaan logam tanah jarang dapat membawa Indonesia masuk ke lingkaran pemain global yang memiliki kendali atas rantai pasok mineral kritis dan mineral strategis di dunia.

Dia menilai langkah China yang sempat memutuskan untuk menutup keran ekspor LTJ pada Oktober lalu menjadi bukti nyata bagaimana mineral kritis tersebut bisa menjadi alat tawar-menawar internasional. Meskipun, keputusan tersebut dianulir dan China kembali melonggarkan ekspor LTJ.

"Bagaimana potensi itu menjadi bargain, bargain posisi yang luar biasa bagi China untuk pada saat tidak sesuai dengan harapan ekonomi politiknya, dia bisa menahan untuk melakukan proses ekspor dan lain sebagainya," jelasnya Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (18/11/2025).

Belum lagi, jika Indonesia mampu menguasai rantai nilai LTJ, posisinya bisa sejajar dengan negara-negara yang saat ini mendominasi pasokan mineral kritis dunia.

"Ya makanya jika kita ke depan ya, di masa depan, in the future itu kalau kita memegang kendali terhadap potensi logam tanah jarang, kita kemungkinan besar akan masuk dalam pengendali geopolitik global, geoekonomi global semacam yang sudah dilakukan atau yang sudah terjadi oleh China dan terhadap Amerika saat ini," ujarnya.

Menurutnya, perusahaan tambang besar asal China, Yunnan Tin Company Limited, telah menyampaikan ketertarikan bekerja sama dengan pihaknya.

"Apabila PT Timah dan Yunnan Tin ini bergabung, kemungkinan besarnya juga kami akan bisa mengendalikan harga timah dunia. Termasuk juga dengan konteks REE," katanya.

Meski begitu, kerja sama internasional di LTJ tidak mudah karena negara pemilik teknologi cenderung sangat tertutup.

"Biasanya akan sangat sulit bagi mereka yang memiliki teknologi kunci untuk bisa men-transfer itu kepada mitra-mitra ataupun kepada negara-negara lain," tambahnya.

Namun, aliansi strategis dalam industri global LTJ sudah mulai terlihat di berbagai belahan dunia, termasuk komitmen Eropa dan Australia yang juga ingin membangun kekuatan bersama dalam penguasaan mineral kritis. Hal serupa bisa terjadi pada Indonesia jika pengembangan LTJ berjalan sesuai rencana.

"Ada, karena kan di dalam bisnis itu harus melakukan suatu aliansi strategis," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Punya "Harta Karun" Mahal Rebutan Dunia, Tapi Dibuang Sia-Sia

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |