Gegara Ekonomi RI Porak-poranda, Soeharto Sampai Tak Gelar Open House

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat Lebaran para tokoh-tokoh besar di Indonesia menyelenggarakan open house. Sesuai namanya, open house berarti membuka pintu rumah selebar-lebarnya kepada tamu yang hendak datang bersilaturahmi. Dalam konteks Lebaran, tamu juga akan saling bermaafan satu sama lain kepada pemilik rumah.

Kebiasaan ini dilakukan juga oleh Presiden Indonesia. Setiap Lebaran, masing-masing presiden membuka Istana Negara atau rumah pribadi untuk menerima tamu yang ingin bersilaturahmi. Kegiatan ini sepanjang sejarah pernah tak dilakukan dua kali

Pertama, akibat Covid-19 di era Presiden Jokowi. Penyebaran virus membuat Jokowi menutup pintu untuk tamu-tamu dari luar. Kedua, di era Presiden Soeharto demi hemat anggaran. Kejadian ini terjadi pada Lebaran tahun 1987.

Lazimnya, setiap 1 Syawal, presiden akan menerima tamu undangan di kediaman pribadi di Jl. Cendana, Jakarta Pusat. Namun, pada 1 Syawal 1407 Hijriah, Soeharto memutuskan tak melakukan kebisaan serupa. 

Menteri Sekretaris Negara Sudharmono mengatakan untuk pertama kalinya Presiden Soeharto tak membuka open house di Jl. Cendana. Alasannya demi memenuhi tuntutan hidup sederhana di tengah ekonomi Indonesia yang porak-poranda.

Kala itu, ekonomi Indonesia tengah carut-marut usai komoditas ekspor utama, yakni minyak bumi, mengalami penurunan harga global. Boediono dalam Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah (2016) menyebut, harga ekspor minyak RI pun jatuh yang membuat pendapatan Indonesia merosot. Pada saat bersamaan, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga melemah dan Indonesia belum mengandalkan ekspor komoditas non-migas.

Kondisi demikian membuat pemerintah harus berhemat. Semua proyek ditinjau ulang. Harga BBM juga dinaikkan. Gaji PNS ditahan tidak naik selama empat tahun. Namun, itu semua tak membuat anggaran surplus. Malah tetap defisit. 

Dengan kondisi demikian, Soeharto dalam autobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (1982) menyebut, sebagai pemimpin perlu mencontohkan kesederhanaan dan keprihatinan dalam situasi ekonomi tak menentu. Caranya dengan tidak membuka open house di Jl. Cendana.

"Pada hari Lebaran 1987, saya dan istri tak menerima ucapan selamat Idulfitri di kediaman kami di Jl. Cendana," tutur Soeharto.

Alhasil, para pejabat, tamu diplomatik, hingga masyarakat tak bisa mengunjungi dan bersalaman bersama orang nomor satu di Indonesia. Tentu, tindakan Soeharto tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi pemimpin mendatang ihwal mencontohkan perilaku sederhana di tengah ketidakstabilan ekonomi.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Potret Umat Muslim Pakistan Salat Ied

Next Article Bulog Bakal Mirip Seperti Era Soeharto, Wamentan Ungkap Keuntungannya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |