Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah percaya diri ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 akan tumbuh kencang di atas 5%. Penyebabnya, momentum Hari Raya Idul Fitri dan Ramadan yang biasanya mendorong konsumsi rumah tangga terjadi pada kuartal I, tak lagi kuartal II.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan pola musimannya, pertumbuhan ekonomi kuartal I tiap tahunnya lebih rendah dibanding kuartal II. Misalnya, pada kuartal I-2022 pertumbuhan ekonominya hanya 5,02% sedangkan kuartal II nya 5,46%. Demikian juga pada kuartal I-2023 yang hanya 5,04% dan kuartal II sebesar 5,17%, meskipun pada kuartal I-2024 tumbuh hingga 5,11% sedangkan kuartal II nya hanya 5,05%.
"Mulai tahun ini Ramadan dan Lebaran geser ke kuartal I, dulu kan di kuartal II sehingga kuartal II paling tinggi selama ini kan," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso di kantornya, Jumat (28/2/2025).
Makin majunya faktor musiman ini lah yang membuat pemerintah kata dia menggencarkan berbagai program stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025. Kuartal I-2025 ia katakan menjadi faktor psikologis bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kencang sepanjang tahun ini.
"Ya kita keroyok bareng-bareng nih, mudah-mudahan semua program efektif sehingga terangkat kuartal I nya, karena psikologisnya penting di kuartal I," papar Susiwijono.
Susiwijono mengatakan, pemerintah menggelontorkan berbagai kebijakan stimulus mulai dari untuk mendorong sisi permintaan masyarakat, maupun dari sisi pasokannya supaya konsumsi rumah tangga bisa naik pesat pertumbuhannya.
"Kita dorong di Maret ini, Insya Allah mudah-mudahan masih bisa (di atas 5%), karena kan dua sisi, daya beli kita jaga mulai gaji ke-13, THR, Bansos, PKH, semua kan kita dorong semua, dari sisi demand ada," tuturnya.
"Dari sisi supply kita kasih juga program-programnya kan, tiket diskonnya mulai tanggal-tanggal Maret atau berapa, tarif tol, PPN DTP, PPh DTP, semua kan jalan," tegas Airlangga.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kontribusi Industri Manufaktur ke PDB Capai 18,98 % Pada 2024
Next Article Konsumsi Warga RI Anjlok di Kuartal III-2024, Ini Penyebabnya!