Ukuran Font
Kecil Besar
14px
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Syahrir, SE, M.IPol. Waspada / Ist
BANDUNG (Waspada.id) : Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Syahrir, SE, M.IPol, menyerukan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tidak merayakan momen pergantian tahun dari 2025 ke 2026, dengan euforia berlebihan.
Sebaliknya, malam tahun baru diisi dengan doa bersama dan refleksi mendalam dengan rasa empati atas musibah Bencana Sumatra yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, menelan korban sebanyak 1.137 meninggal dunia, 163 orang masih hilang, 457.255 orang mengungsi. (Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB, per hari ini, Sabtu, 27 Desember 2025).
“Momen pergantian tahun ini sebaiknya kita isi dengan kegiatan positif, doa, dan dzikir bersama. Mari kita tundukkan kepala sejenak, mendoakan saudara-saudara kita di Sumatra yang saat tinggal di kamp pengungsian segera bangkit dan kembali hidup normal,” ungkap Syahrir dalam keterangannya tertulisnpersnya diterima redaksi, Sabtu (27/12/2025).
Sebagai legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar IX (Kabupaten Bekasi), Syahrir juga menyoroti kondisi sosiopolitik di wilayahnya.
Ia memberikan catatan khusus terkait kepemimpinan di Kabupaten Bekasi pasca-insiden hukum (OTT KPK) yang menjerat pimpinan daerah sebelumnya.
Anggota Komisi I DPRD Jabar yang membidangi urusan pemerintahan ini menekankan pentingnya integritas bagi Plt Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, dalam melanjutkan roda pemerintahan.
“Kekuasaan adalah amanah yang harus dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat. Saya berharap Plt Bupati Bekasi tidak terjebak dalam pusaran kepentingan pragmatis. Rakyat Bekasi butuh bukti nyata pembangunan, bukan sekadar akomodasi kepentingan segelintir pengusaha,” tegas Syahrir.
Memasuki tahun 2026, Syahrir berharap transformasi digital dalam pelayanan publik di Jawa Barat, khususnya di tingkat desa di Kabupaten Bekasi, semakin ditingkatkan agar masyarakat lebih mudah mendapatkan hak-hak dasarnya.
Kepada generasi muda Jawa Barat, Syahrir berpesan tidak mengisi malam pergantian tahun dengan balapan liar, dan penyalahgunaan narkoba.
“Mengingat malam tahun baru identik dengan anak muda, isi dengan kegiatan kreatif atau diskusi bermanfaat di lingkungan masing-masing,” pesannya.
Sebelumnya, Syahrir mengapresiasi tinggi langkah Pemerintah Kabupaten Bekasi yang mengeluarkan Surat Edaran Nomor 300.2.3/SE-132/Tapem-Setda/2025. Edaran tersebut secara spesifik mengimbau masyarakat untuk, menghindari konvoi kendaraan bermotor yang dapat mengganggu ketertiban. Tidak menyalakan petasan atau membakar kembang api. Menjaga nilai-nilai persatuan dan kesantunan publik.
Langkah pemerintah daerah ini diperkuat oleh Maklumat MUI Kabupaten Bekasi (Nomor 218/H/MUI/KAB-BKS/XII/2025) yang mengajak umat Islam menjadikan malam tahun baru sebagai ajang muhasabah atau introspeksi diri.
Momentum Empati Nasional
Bagi Syahrir, tahun baru 2026 harus menjadi titik balik untuk memperkuat rasa kemanusiaan dan memperbaiki kualitas tata kelola pemerintahan.
“Ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk menunjukkan empati Nasional. Euforia di atas penderitaan saudara kita di Sumatra bukanlah jati diri kita sebagai warga Jawa Barat. Mari kita ganti suara petasan dengan lantunan doa, dan ganti konvoi kendaraan dengan sujud syukur di rumah ibadah masing-masing,” ungkapnya.
Menutup pernyataannya, Syahrir mengingatkan warga untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi Badan Metrologi (BMKG) terkait cuaca atau iklim ekstrem dipicu siklon tropis saat ini.
“Tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di akhir tahun. Sambil berdoa, kita juga harus tetap siaga menjaga kebersihan saluran air dan lingkungan untuk mencegah banjir dan longsor,” pungkasnya. (id87)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































