'Diktator Favorit Trump' Beri Warning ke AS soal Gaza

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pencaplokan Gaza dan relokasi warganya yang direncanakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menuai kritik dan penolakan. Sejauh ini, sejumlah negara Timur Tengah telah menyatakan sikap menentang rencana itu.

Terbaru, Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi kembali melawan rencana Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza agar dapat daerah itu dapat dibangun kembali setelah perang Israel dengan Hamas. Menurutnya, hal ini dapat menimbulkan resiko likuidasi kemerdekaan Palestina dan mengancam keamanan kawasan

"Usulan untuk memindahkan warga Palestina, untuk menghindari likuidasi perjuangan Palestina dan menghindari ancaman terhadap keamanan nasional negara-negara di kawasan tersebut," ujar kantor El Sisi dikutip Newsweek, Rabu (26/2/2025).

"Kami juga menekankan perlunya menerapkan tahapan perjanjian gencatan senjata, termasuk pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina selain mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke jalur tersebut."

Adapun Trump menikmati hubungan yang stabil dengan mitranya dari El Sisi selama masa jabatan pertamanya. Bahkan, Trump pernah menjulukinya sebagai 'diktator favoritnya'.

Trump memaparkan rencana untuk mengambil alih Jalur Gaza, mengosongkannya dari penduduknya, dan mengubahnya menjadi Riviera Timur Tengah. Trump pertama kali mengusulkan hal ini selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tanggal 4 Februari 2025.

Rencana ini memicu penolakan dari Arab dan internasional serta memicu tuduhan mempromosikan 'pembersihan etnis', dengan Mesir dan Yordania, yang merupakan tetangga Israel dan Palestina, memberikan penolakan cukup kencang. Trump mengancam akan menahan bantuan dari Mesir dan Yordania jika mereka tidak menerima pengungsi Palestina.

Diketahui, Mesir dan Yordania sangat bergantung pada dukungan ekonomi AS. Sejak 1978, AS telah memberi Mesir lebih dari US$50 miliar (Rp810 triliun) bantuan militer dan US$30 miliar (Rp486 triliun) untuk bantuan ekonomi. Yordania juga menerima lebih dari US$1 miliar (Rp16 triliun) setiap tahunnya dalam beberapa tahun terakhir.

Raja Yordania Abdullah II bertemu dengan Trump pada bulan Februari. El Sisi menunda kunjungan yang direncanakan ke Gedung Putih. Pejabat Mesir mengatakan tidak akan ada kunjungan seperti itu jika 'pengusiran Gaza' tetap menjadi agenda.

Posisi resmi Mesir adalah bahwa negara Palestina harus didirikan di sepanjang garis perbatasan Israel tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Sementara itu, Utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff akan mengunjungi wilayah tersebut pada hari Rabu untuk mendorong perundingan gencatan senjata lebih lanjut. Kairo akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab pada bulan Maret yang diharapkan akan berfokus pada isu Palestina.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hamas Sebut Militer Israel Mundur Dari Koridor Netzarim Gaza

Next Article Kisah Hamas & Fatah, 2 Musuh yang Bersatu Demi Perdamaian Palestina

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |