Jakarta, CNBC Indonesia - Nvidia masih memantapkan posisi sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai kapitalisasi pasar US$4.372 triliun. Kendati demikian, sahamnya mengalami penurunan 1,03% pada penutupan perdagangan Rabu (3/12) waktu setempat.
Nvidia memang tengah dilanda tekanan bertubi-tubi. Baru-baru ini, Wall Street khawatir perkembangan chip AI buatan Google bisa menggeser dominasi Nvidia.
Tak cuma dari sisi kompetisi yang kian sengit, Nvidia juga berada di tengah-tengah konflik geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal ini membuat produknya diboikot di China yang merupakan salah satu klien terbesar Nvidia.
Dalam beberapa kesempatan, CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan China sebentar lagi akan menyalip teknologi AS. Ia menilai kebijakan pembatasan ekspor chip AS ke China hanya akan menguntungkan China dan berdampak buruk ke AS.
Namun, Huang juga dikenal 'tegak lurus' tunduk pada perintah Presiden AS Donald Trump. Ia kerap memuji Trump dan menyebut sang presiden berhasil mengembalikan kehebatan AS. Huang juga sering terlihat dalam pertemuan-pertemuan penting yang digelar Gedung Putih, bersama bos-bos raksasa teknologi lain.
Di tengah posisi bisnisnya yang tertekan, Huang justru mendapat pujian dari Trump. Dikutip dari Reuters, Kamis (4/12/2025), Trump mengatakan baru saja bertemu dengan Huang. Menurut Trump, Huang mengerti harus mengambil posisi seperti apa terkait kebijakan kontrol ekspor chip.
"Ia adalah pria cerdas," kata Trump tentang Huang. Trump juga mengatakan Huang paham tipe chip seperti apa yang bisa diberikan ke China.
Nvidia tak segera merespons permintaan komentar dari Trump terkait hal tersebut. Pertemuan Trump dan Huang dilakukan setelah pemerintahannya mempertimbangkan apakah akan mengizinkan Nvidia menjual chip H200 ke China. Chip H200 hanya satu generasi di belakang chip tertanggih Nvidia saat ini.
Huang sendiri dilaporkan sedang berada di ibu kota AS dalam pertemuan dengan para anggota parlemen. Menurut laporan CNBC International, Huang memberi tahu para pemangku kebijakan bahwa peraturan AS di setiap negara bagian akan memperlambat kemajuan pengembangan AI.
Nvidia juga menolak rancangan aturan terpisah yang mengharuskan perusahaan untuk menawarkan chip ke konsumen di AS sebelum mendapat lisensi menjual chip ke 'negara-negara yang menjadi perhatian'. Nvidia menilai aturan itu akan membatasi kompetisi global di pasar AI.
Selanjutnya, dalam sebuah acara, Huang juga merespons laporan terkait penyelundupan chip ilegal Nvidia ke China.
"GPU untuk data center memiliki berat 2 ton," kata Huang.
"GPU itu memiliki setengah juta komponen dan mengonsumsi listrik 200.000 watt. Harganya US$3 juta. Kadang-kadang ada yang bilang, tahu nggak, GPU-GPU ini diselundupkan. Saya ingin sekali melihatnya langung. Untuk menyelundupkannya, dibutuhkan ruang yang memenuhi lapangan bola," kata Huang yang mengindikasikan ia tak percaya dengan laporan penyelundupan tersebut.
Sebagai informasi, Huang tercatat sebagai orang terkaya ke-8 di dunia menurut Forbes. Hartanya diestimasikan sebesar US$156 miliar atau setara Rp2.596 triliun.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

11 hours ago
1

















































