Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku melakukan pemantauan harga gabah setiap hari. Hal itu dilakukan untuk memastikan petani mendapat harga gabah sebagaimana yang diatur pemerintah, yakni harus Rp6.500 per kg gabah kering panen (GKP).
Hal itu, tegasnya, dilakukan untuk melindungi petani di dalam negeri. Sebab, kata dia, petani hanya meminta satu hal, yakni hasil produksinya dibeli dengan harga yang menguntungkan.
Pada ujungnya, Indonesia bisa mencapai swasembada pangan sebagaimana yang ditargetkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bisa tercapai dalam waktu secepat-cepatnya, setidaknya tahun 2026. Sebab, jika petani untung, akan mendorong pertanaman yang bagus, sehingga hasil panen meningkat.
"Kita tanya apa permintaan petani, permintaan mereka, kalau panen dibeli dengan harga yang untung," katanya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Karena itu, lanjut Zulhas, pemerintahan Presiden Prabowo menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kg gabah kering panen (GKP di tingkat petani. Juga menetapkan harga beli beras oleh Perum Bulog Rp12.000 per kg. Dengan begitu, penggilingan padi masih bisa menikmati untung.
"Kalau beli lebih murah dari itu (HPP gabah), artinya dia serakah," tukas Zulhas.
"Sekarang, harga gabah rata-rata di atas Rp6.500. Tiap hari kita pantau harga gabah," sambungnya.
Foto: Paparan Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Damiana Cut Emeria)
Paparan Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Damiana Cut Emeria)
Dalam paparan yang disampaikan Zulhas, rata-rata harga GKP di tingkat petani per tanggal 25 Februari 2025 sudah mencapai Rp6.603 per kg. Harga tertinggi terjadi di Sumatra Barat, mencapai Rp7.042 per kg. Sedangkan terendah ada di Sumatra Selatan dengan Rp6.417 per kg.
Dia pun membandingkan harga gabah sebelum pemerintah menetapkan HET baru. Di mana, saat harga beras di konsumen mencapai Rp13.000-15.000 per kg, harga gabah petani cuma dihargai Rp3.000-4.000 per kg.
"Waktu saya 2 bulan jadi Mendag (era Kabinet Jokowi), saya ubah harga beli gabah di Bulog Rp4.500 per kg. Kita naikin harganya. Tapi panjang tuh rantai, tengkulak, mungkin petani hanya terima Rp3.000-4.000. Kita potong, jadi petani langsung ke penggiling atau ke Bulog, sehingga rantainya menjadi pendek," paparnya.
Sekarang, lanjutnya, pemerintah menetapkan HPP gabah, sehingga harga gabah petani dihargai minimal Rp6.500 per kg.
"Kalau di bawah itu Polres bisa panggil, tanya kenapa beli di bawah itu (HPP)?" katanya.
"Jadi, kalau semua bagus, harga gabah bagus, kami yakin jangka menengah kita tidak perlu impor lagi. Jangka panjang kita punya sawah baru," ucap Zulhas.
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Curhat Menko Zulhas Soal Target Swasembada hingga Impor Pangan
Next Article Zulhas Bidik Swasembada Pangan 2028, Anggaran Pangan 2025 Rp 139 T