Damai Ukraina Kian Dekat, AS Sebut Tinggal Bahas Dua Isu Krusial

17 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Peluang berakhirnya perang Rusia-Ukraina disebut kian terbuka. Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengungkapkan bahwa proses menuju kesepakatan damai berada di tahap akhir dan hanya menyisakan dua isu krusial: masa depan wilayah Donbas dan status Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.

"Kita berada di 10 meter terakhir, dan itu selalu bagian yang paling sulit," ujar Kellogg dalam Forum Pertahanan Nasional Reagan di Simi Valley, California, seperti dikutip CNBC International, Senin (8/12/2025).

Ia menegaskan, "Jika kedua isu ini dapat diselesaikan, saya pikir hal-hal lainnya akan berjalan cukup baik. Kita hampir sampai."

Kellogg, yang akan lengser pada Januari, menggambarkan tingkat korban di kedua pihak sebagai "mengerikan", menyebut perang ini belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II dalam konteks Eropa. Ia memperkirakan total korban jiwa dan luka di Rusia dan Ukraina telah melampaui 2 juta orang, meski kedua negara tidak pernah mengungkap angka resmi yang kredibel.

Rusia saat ini menguasai sekitar 19,2% wilayah Ukraina, termasuk Krimea serta sebagian besar Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Status wilayah, terutama Donbas, menjadi titik paling sensitif dalam rancangan proposal perdamaian AS yang bocor bulan lalu dan memicu kekhawatiran Kyiv maupun Eropa.

Selain soal wilayah, status PLTN Zaporizhzhia juga menjadi inti negosiasi. Dalam proposal awal AS, PLTN terbesar di Eropa itu akan kembali dioperasikan di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dengan listrik didistribusikan merata antara Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia telah melakukan pembicaraan "panjang dan substansial" dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner. Kremlin menyatakan Kushner diperkirakan akan mengambil peran utama dalam penyusunan kesepakatan akhir.

(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |