China Turun Tangan di Perang Saudara Tetangga RI, Perdamaian Tercipta?

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Lashio, kota penting di timur laut Myanmar yang sebelumnya jatuh ke tangan kelompok bersenjata etnis minoritas, Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), bersiap untuk diserahkan kembali kepada militer junta dalam kesepakatan damai yang dimediasi oleh China.

Hal ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (22/4/2025), di tengah laporan kembalinya pasukan junta ke kota tersebut.

Langkah ini menandai perkembangan penting dalam konflik berkepanjangan antara junta militer Myanmar dan kelompok-kelompok etnis bersenjata serta pejuang anti-kudeta, yang memuncak sejak kudeta militer pada tahun 2021.

Kejatuhan Lashio ke tangan MNDAA pada Agustus 2024 merupakan pukulan strategis terburuk yang dialami militer Myanmar sejak merebut kekuasaan tiga tahun silam.

"Atas undangan bersama kedua pihak, China baru-baru ini mengirim tim pemantau gencatan senjata ke Lashio, Myanmar, untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata antara militer Myanmar dan MNDAA, serta menyaksikan proses penyerahan wilayah perkotaan Lashio secara lancar dan tertib," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, dilansir dari AFP.

Lashio terletak sekitar 100 kilometer dari perbatasan China dan menjadi jalur perdagangan utama antara kedua negara. Sejak direbut MNDAA tahun lalu, wilayah ini menjadi titik panas dalam konflik yang tidak hanya berdampak pada Myanmar, tetapi juga mengusik stabilitas regional yang menjadi perhatian Beijing.

MNDAA dikenal sebagai salah satu dari beberapa kelompok bersenjata etnis di Myanmar yang memiliki kekuatan signifikan, dengan perkiraan sekitar 8.000 pejuang. Kelompok ini juga menjalin hubungan jangka panjang dengan China, meski Beijing juga menjadi sekutu penting dan pemasok senjata bagi junta Myanmar.

Kejatuhan Lashio ke tangan pemberontak disebut-sebut sebagai titik balik yang membuat Beijing mengambil tindakan untuk menstabilkan situasi di perbatasan mereka.

Para pengamat menilai penyerahan kembali Lashio ke tangan militer Myanmar merupakan hasil dari tekanan diplomatik dan ekonomi dari Beijing, yang memiliki kepentingan besar terhadap kawasan itu dalam konteks Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative).

Setelah kota tersebut dikuasai MNDAA, China dilaporkan memutus aliran listrik, air, dan internet ke wilayah Kokang, basis utama MNDAA.

Meskipun MNDAA belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyerahan Lashio, tanda-tanda kehadiran kembali militer Myanmar mulai terlihat.

Seorang sumber militer yang berbicara kepada AFP dengan syarat anonim menyatakan, "Beberapa perwira militer telah dipindahkan ke Lashio dalam beberapa hari terakhir. Sebagian lainnya sedang dalam perjalanan ke sana."

Seorang warga Lashio juga mengonfirmasi kepada AFP bahwa dirinya ditolak masuk ke sebuah hotel oleh pos pemeriksaan MNDAA karena hotel tersebut sedang digunakan untuk pertemuan antara kelompok tersebut dan pejabat militer Myanmar.

Selain itu, juru bicara dari kelompok etnis bersenjata lain yang bersekutu dengan MNDAA menyebut bahwa mereka mulai melihat kendaraan militer beroperasi di dalam kota.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Inilah Kerusakan Akibat Gempa Myanmar

Next Article Panas Perang Saudara Tetangga RI, China Turun Tangan Jadi Juru Damai

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |