China Tiba-tiba Klaim Wilayah Dekat Kashmir, India Marah Besar

5 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan India dan China memanas. Hal ini didasari klaim teritorial antara kedua negara di wilayah Arunachal Pradesh.

Mengutip Radio Free Asia, hal ini diawali dari langkah Kementerian Urusan Sipil China pada hari Minggu (11/5/2025) yang merilis gelombang kelima nama "standar" China untuk lebih dari 27 tempat di Arunachal Pradesh. Penggantian nama ini juga berlaku untuk gunung, jalur pegunungan, sungai, area pemukiman, dan danau.

India kemudian membalas manuver ini dengan menolak keras langkah Beijing dengan mengatakan langkah itu sebagai manuver yang "sia-sia dan tidak masuk akal". India mengatakan bahwa wilayah yang diubah namanya oleh China itu tetaplah merupakan bagian integral dari kedaulatannya.

"Kami telah memperhatikan bahwa China telah bertahan dengan upaya sia-sia dan tidak masuk akalnya untuk menamai tempat-tempat di negara bagian India Arunachal Pradesh," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal dalam sebuah pernyataan.

"Sesuai dengan posisi berprinsip kami, kami menolak mentah-mentah upaya semacam itu. Pemberian nama yang kreatif tidak akan mengubah kenyataan yang tak terbantahkan bahwa Arunachal Pradesh dulu, sekarang, dan akan selalu menjadi bagian integral dan tak terpisahkan dari India."

India dan China saling mengklaim wilayah di sepanjang perbatasan sepanjang 1.130 kilometer (700 mil) yang disengketakan, yang dikenal sebagai Garis McMahon, antara Tibet dan negara bagian Arunachal Pradesh di India. Daerah ini terletak di sebelah wilayah Kashmir, sebuah titik nyala juga antara India dan Pakistan.

India mengakui Garis McMahon, garis batas yang ditarik antara Tibet dan India Britania sebagaimana disepakati selama Konvensi Simla pada tahun 1914, sebagai perbatasan internasional. Di sisi lain, Beijing bersikukuh bahwa perbatasan dengan India tidak pernah dibatasi dan mengklaim wilayah di selatan Garis McMahon di Arunachal Pradesh sebagai Tibet selatan.

Langkah terbaru China untuk mengganti nama tempat-tempat di negara bagian perbatasan India itu dilakukan meskipun kedua negara baru-baru ini berupaya meningkatkan hubungan diplomatik setelah pertemuan Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping di Rusia Oktober lalu.

Hal ini juga terjadi setelah ketegangan yang berkepanjangan, ketika ribuan pasukan India dan China saling berhadapan pada Juni 2020 di tiga atau empat lokasi di Himalaya barat. India menuduh pasukan Beijing menyusup ke wilayah India, meskipun China membantahnya.

Kedua negara terlibat perang perbatasan pada tahun 1962, dan China telah melancarkan kampanye jangka panjang untuk menegaskan klaimnya atas wilayah yang dikuasai India.

Pada tahun 2017, China merilis daftar pertama nama standar untuk enam tempat. Setelah itu, Beijing telah melakukan tiga kali upaya penggantian nama serupa, dengan nama baru untuk 15 tempat dirilis pada tahun 2021, untuk 11 tempat pada tahun 2023, dan 30 tempat pada tahun 2024.

Menanggapi kecaman India atas langkah terbaru Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan upaya pemerintahnya untuk "menstandardisasi" nama-nama tempat tertentu di wilayah tersebut "sepenuhnya berada dalam kedaulatan China."

"Wilayah Zangnan adalah milik China," tegas Lin dalam jumpa pers pada hari Rabu.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: India Vs Pakistan Memanas, Dari Sengketa Lama ke Ancaman Baru

Next Article 6 Update Dua Negara Nuklir Terancam Perang-China Minta Tahan Diri

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |