Bukan Main, BRI Guyur Sektor Berkelanjutan Rp 785,3 T

2 weeks ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembiayaan hijau muncul sebagai instrumen penting untuk mendukung pergerakan ke arah pembangunan lebih ramah lingkungan dan inklusif atau yang populer dengan istilah pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing). Pembiayaan hijau mencakup investasi pada proyek-proyek strategis, seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, serta teknologi yang mendukung efisiensi dari sumber daya dan pengelolaan limbah.

Tidak hanya memiiliki fundamental dan kinerja keuangan yang solid, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga berkomitmen dalam menyalurkan kredit berkelanjutan. BRI tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan). Terdiri dari penyaluran kredit ke sektor sosial sebesar Rp 698,7 triliun, disusul kredit KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) sebesar Rp 86,6 triliun, dan investasi obligasi berdasarkan prinsip ESG senilai Rp 4,4 triliun per akhir 2024. Jumlah ini mencapai 64,3% dari total pembiayaan dan investasi corporate bond yang dilakukan BRI.

Dalam menyalurkan kredit berkelanjutan, BRI tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan). Antara lain penyaluran kredit ke transportasi hijau sebesar Rp 3,61 triliun, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp 64,68 triliun, serta energi baru terbarukan sebesar Rp 6,34 triliun.

Kemudian green building sebesar RP 0,29 triliun, produk ramah lingkungan sebesar Rp 8,07 triliun, pengendalian polusi senilai Rp 0,51 triliun, dan proyek ramah lingkungan lainnya sebesar Rp 3,06 triliun.

Acuan ini sesuai dengan POJK No.51 tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Keberlanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Terbuka; POJK No.60 tahun 2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond); dan POJK No. 18. Kemudian dalam penyaluran kredit, BRI mengacu pada Loan Portfolio Guidelines (LPG) yang menetapkan persyaratan kredit, termasuk penggunaan daftar periksa (checklist) terkait aspek environmental, social, and governance (ESG).

Aspek ESG menjadi salah satu aspek dalam Know Your Customer (KYC) yang mengkonfirmasi apakah calon debitur memiliki isu terkait lingkungan, sosial, hukum, atau litigasi. 

Belum lama ini, BRI kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional dengan masuk dalam daftar Asia-Pacific's Best Companies of 2025 yang dirilis oleh TIME dan Statista. Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs resmi TIME, pemeringkatan 500 perusahaan terbaik di Asia-Pasifik ini dilakukan melalui analisis komprehensif yang didasarkan pada tiga aspek utama, yaitu kepuasan karyawan, kinerja keuangan, serta transparansi dalam pelaporan ESG.

"Pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan BRI dalam menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, dan di sisi lain menjalankan peran dalam mendukung ekonomi kerakyatan, utamanya melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta berbagai inisiatif pemberdayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Sunarso dalam keterangan resmi dikutip Jumat (28/2/2025).


(bul/bul)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Perkuat Akselerasi Keuangan Kelompok Rentan & Perempuan

Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |