Breaking! IHSG Ambruk 1,77%, Deretan Saham Ini Jadi Pemberat

2 weeks ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (25/2/2025).

IHSG yang pada awal perdagangan sempat naik 13,3 poin atau 0,2% ke level 6.762 tiba-tiba anjlok nyaris 2% sembilan puluh menit setelah pasar dibuka. Pada pukul 10.30 IHSG turun 1,77% ke 6.629,87.

Sebanyak 120 saham naik, 408 turun, dan 235 tidak berubah. Nilai transaksi pada awal perdagangan hari ini mencapai Rp4,65 triliun yang melibatkan 8,85 miliar saham dalam 553 ribu kali transaksi.

Emiten BUMN blue chip tercatat sebagai pemberat utama perdagangan hari ini. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berkontribusi atas penurunan 12,3 indeks poin, disusul oleh Bank Mandiri (BMRI) dan Telkom Indonesia (TLKM) dengan masing-masing penurunan 10,4 dan 9,4 indeks poin.

Anjloknya saham-saham emiten BUMN terjadi tepat sehari setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan Danantara, yang mana ketiga emiten tersebut merupakan portofolio awal aset badan pengelola investasi tersebut.

Kemudian ada Bayan Resources (BYAN) dan Chandra Asri (TPIA) yang ikut menjadi pemberat kinerja IHSG.

Sementara itu, untuk kinerja bursa Asia lainnya di Australia, indeks S&P/ASX 200 mengalami penurunan sebesar 0,87%, sedangakan indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,34%. Sementara itu, indeks Kospi bergerak 0,5% lebih rendah, sedangkan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,44%.

Di Hong Kong, indeks berjangka Hang Seng tercatat berada pada level 22.827, turun 2,2%.

Begitu pula dengan Wall Street. Indeks S&P turun 0,5% ke 5.983,25 dan Nasdaq Composite ambruk 1,21%, berakhir di 19.286,92. Sebaliknya indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mencatatkan sedikit kenaikan sebesar 33,19 poin, atau 0,08% ke 43.461,21.

Pelaku pasar hari ini mesti mempertimbangkan sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar saham, rupiah, dan SBN. Dari dalam negeri, peluncuran bullion bank dan Danantara serta data uang beredar bisa menjadi penggerak pasar.

Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2/2025) sebagai badan pengelola investasi baru. Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani sejumlah regulasi yang mengatur tata kelola dan operasional Danantara, termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025.

Danantara diproyeksikan memiliki dana kelolaan (AUM) lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.710 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia.

Namun, peluncuran Danantara juga menimbulkan kekhawatiran di bursa saham. Pasalnya, empat dari tujuh dari BUMN yang tergabung dalam Danantara berstatus perusahaan publik atau terbuka (Tbk). Investor masih menunggu seperti apa Danantara akan mengelola empat BUMN yang terbuka.

Sealanjutnya, masih dari dalam negeri, Indonesia akan segera memiliki bullion bank pertama yang direncanakan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Selasa (26/2/2025). Saat ini, PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beroperasi dalam bisnis bullion.

Bullion bank ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perdagangan emas dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada ekspor emas mentah. Dengan kehadiran bullion bank, emas yang ditambang di Indonesia tidak lagi langsung diekspor ke luar negeri, tetapi dapat dikelola dan dioptimalkan untuk kepentingan ekonomi nasional.

Selain Pegadaian dan BSI, beberapa institusi keuangan lain dikabarkan sedang dalam proses pengajuan izin untuk turut serta dalam layanan ini.

Dari luar negeri, Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin (24/2/2025) bahwa tarif besar-besaran AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko akan dilanjutkan ketika penundaan penerapan selama sebulan berakhir minggu depan.

"Tarif tersebut akan dilanjutkan sesuai jadwal," kata Trump saat ditanya dalam konferensi pers di Gedung Putih apakah tarif yang ditunda untuk kedua mitra dagang AS tersebut akan segera diberlakukan kembali, dikutip dari CNBC International.

Presiden mengklaim bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara-negara asing dalam hampir segala hal dan menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal balik atau resiprokal yang disebutkan.

"Jadi tarif tersebut akan dilanjutkan, ya, dan kami akan mengejar banyak hal yang tertinggal," kata Trump.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |