Bos INSA dan Pengusaha Galangan Kapal Adu Komen Industri Kapal

2 weeks ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal niaga yang beroperasi di Indonesia didominasi produk impor misalnya dari China, Jepang, dan Korea. Wakil Ketua Umum II Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Darmadi GO menyebut kapal buatan dalam negeri relatif lebih mahal dibanding yang impor, selain itu waktu produksi relatif lebih lama, karena minimnya dukungan industri komponen dan penunjang.

"Ini yang bapak paparkan kan saya nggak lihat ada kapal niaga. Kita konsen problem-problem yang dialami pemilik kapal niaga, kenapa sih apa gimana supaya mereka bisa bangun dalam negeri. Ini PR kita, kapal niaga ini cukup kalau mereka beli second hand biasa," ungkap Darmadi di Indonesia Maritime Talk 2025 di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025).

"ini kita dorong bangun dalam negeri ini tujuan saya. Ini masalah-masalah yang dialami kita cari jalan keluar ini bagaimana kita tarik bangun dalam negeri ini kita cari solusinya," lanjutnya.

Mendengar hal itu, Direktur Eksekutif Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Ikhsan Mahyudin justru tidak menjawab apa yang disampaikan Darmadi. Ikhsan hanya bilang bahwa industri galangan kapal tengah tertekan karena pengenaan PPN pada bahan baku. Hal ini yang menyebabkan tingginya biaya produksi.

"Kita beli barang pakai PPN, itu jadi cost, kemudian saya beli plat, itu ada cost masuknya. Ada angka sekitar 3.400 kapal ikan, kapal niaga. saya sebut, itu nilainya Rp 150 triliun per tahun, berapa dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi? 85% dikuasai 3 negara (China, Jepang, Korea) tadi. kita mau berapa? per 1% nya itu US$ 1 miliar kalau kita mau ambil 20% itu artinya sekitar Rp 320 triliun tambah Rp 150 triliun dari dalam negeri Rp sudah 470 triliun," bebernya.

Jawaban Ikhsan tidak mampu memuaskan Darmadi. Darmadi minta Ikhsan fokus saja untuk memberikan penjelasan mengapa tidak bisa memproduksi kapal niaga dimana swasta banyak sekali kebutuhannya.

"Kita bahas aja problem-problem supaya bisa dibangun dalam negeri, semua kapal 2,5 tahun sebenarnya. Ini banyak kapal yang belum bisa dok kapasitasnya cuma 3 ini. Saya konsen kapal-kapal niaga ini bisa dok dalam negeri dan bisa bangun dalam negeri," serunya.


(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hormati Hukum, Pertamina Jamin Layanan Energi Tetap Optimal

Next Article Dominasi China Makin Ngeri, AS Siapkan Serangan 'Mematikan' Terbaru

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |