Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners' Association (INSA)
mengungkapkan mengapa industri galangan kapal di Amerika Serikat bisa sukses dan maju. Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menyebut salah satu alasannya karena regulasi ketat yang mengharuskan pelaku usaha wajib menggunakan kapal buatan AS.
"Jika kita melihat negara lain seperti AS yang ketat tidak hanya kapal yang angkut barang dalam negeri asas yang lebih ketat, kapal harus dibuat di Amerika," kata dia di Indonesia Maritime Talk 2025 di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025).
Agar industri galangan kapal Indonesia bisa maju dan sukses seperti AS ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya menyiapkan regulasi yang menguntungkan industri galangan kapal hingga dukungan kebijakan fiskal.
Foto: Ketua umum DPP INSA, Carmelita Hartoto dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ketua umum DPP INSA, Carmelita Hartoto dalam acara Indonesia Maritime Talk 2025 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Apalagi masih banyak bahan baku produksi kapal yang masih impor seperti logam yang rawan dengan tekanan nilai tukar kurs. Sementara beberapa bahan baku yang bisa diproduksi di dalam negeri seperti baja harganya belum kompetitif.
"Presiden (Prabowo Subianto) menginginkan peran swasta dikedepankan tapi tentunya harus dapat dukungan pemerintah dan stakeholder dengan cara yang benar," sebutnya.
Lantas bagaimana dengan kondisi Indonesia? Menurut Carmelita regulasi pelayaran di Indonesia masih fleksibel. Pelaku usaha masih bebas membeli kapal-kapal yang dibangun oleh industri kapal luar negeri.
"Sementara kita masih lebih fleksibel tapi pemerintah kita harus terus mendorong pembangunan kapal agar industri kita lebih berdaya saing," bebernya.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rusia Sebut AS Rugi Rp 4.880 Triliun Saat Musuhi Moskow
Next Article Biden "Sujud Syukur", Pemerintah AS Lolos dari Shutdown