Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Tbk. (ISAT) bersama Arsari Group dan Northstar membentuk perusahaan patungan di bidang penyediaan koneksi fiber optik.
Indosat mengalihkan aset serat optiknya ke perusahaan baru yang valuasinya mencapai Rp14,6 triliun. Langkah ini membuat Indosat memonetisasi aset fiber menjadi kepemilikan 45% saham di perusahaan patungan, sementara Arsari Group juga menguasai 45% saham. Sisanya dimiliki oleh mitra lainnya dalam struktur konsorsium.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menekankan bahwa kolaborasi ini memiliki tujuan yang lebih luas, yakni memperkuat daya saing Indonesia secara keseluruhan.
"Semua riset, mulai dari Bank Dunia, McKinsey, hingga laporan internal Indosat, menunjukkan bahwa komponen terpenting dari infrastruktur digital adalah fiber," kata Vikram dalam kesempatan yang sama.
Ia menjelaskan, kemitraan strategis dengan Arsari, dikombinasikan dengan kapabilitas belanja, kebijakan, serta platform yang dibangun Indosat, diharapkan dapat mendorong Indonesia menuju target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
"Hari ini, partnership strategis ini dengan Ansari, dan terutamanya Indosat, dan kemampuan platform yang kita bangunkan, ini akan membantu kita bergerak ke arah pertumbuhan 8% GDP," ujar Vikram.
Deputy CEO dan COO Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa investasi ini sejalan dengan filosofi perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham sekaligus bagi Indonesia.
Aryo menilai AI sebagai tantangan sekaligus peluang terbesar abad ke-21. Mengutip CEO NVIDIA Jensen Huang, ia menyebut ada lima komponen utama AI, yakni energi, chip atau semikonduktor, infrastruktur digital seperti fiber optik dan data center, model AI, serta aplikasi di atasnya.
Ia pun menggambarkan visi besar kolaborasi ini, yakni menciptakan ekosistem AI karya anak bangsa yang berjalan di atas infrastruktur fiber Indosat, Arsari dan ditenagai oleh energi terbarukan.
"AI karya anak bangsa running on Ansari Indosat infrastructure and fiber powered by Ansari clean energy, secepatnya." pungkasnya.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, menegaskan kerja sama ini sejalan dengan tren global industri telekomunikasi. Menurutnya, pemisahan antara perusahaan infrastruktur telekomunikasi (infraco) dan penyedia layanan (servco) telah menjadi praktik umum di banyak negara.
"Saya kira ini kerja sama yang sangat strategis dan Indosat dalam hal ini mengikuti trend global bagaimana pemisahan antara infraco dengan servisco itu sudah menjadi trend, kita lihat sejumlah yang dilakukannya," ujar Nezar yang juga merupakan anggota dewan komisaris di Indosat.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1
















































